Chery bakal membangun pabrik baru di Thailand dengan kapasitas produksi hingga 50 ribu unit per tahun. Pabrik ini akan memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor. Ketika nanti sudah beroperasi secara penuh, pabrik ini bisa mencapai kapasitas produksi maksimal sebanyak 80 ribu unit pada 2028.
Produsen asal China, Chery, terus melakukan ekspansi ke pasar Asia Tenggara. Terbaru, Dewan Investasi Thailand (BoI) mengumumkan Chery membangun fasilitas produksi mobil listrik dan mobil hybrid di negeri Gajah Putih.
Kehadiran pabrik Chery akan menambah banyak merek mobil China yang sudah memproduksi mobil listrik di Thailand. Chery adalah merek China kedelapan yang membangun manufaktur di Thailand, selain BYD, Great Wall Motor, juga Changan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip Reuters, alasan banyak pabrikan China memproduksi mobil listrik di Thailand adalah karena negara itu sangat royal dalam menggelontorkan subsidi dan insentif pajak untuk kendaraan listrik. Pada 2030, Thailand punya ambisi memproduksi mobil listrik sebanyak sepertiga dari total produksi tahunannya sebesar 2,5 juta mobil.
Bulan lalu, Omoda dan Jaecoo Thailand, anak perusahaan Chery, dikabarkan sedang merencanakan pabrik EV baru di Rayong, Thailand. Bangkok Post melaporkan, produksinya akan dimulai pada 2025. Chery berencana menjadikan Rayong sebagai basis ekspor global, untuk memasok kebutuhan ekspor ke Oseania dan Timur Tengah.
"Kami berencana membagi manufaktur kami menjadi dua tahap. Pada tahap pertama, yang dimulai pada tahun 2025, kapasitas produksi tahunan akan mencapai 50.000 unit. Jumlahnya akan meningkat menjadi 80.000 unit per tahun pada tahun 2028," kata Qi Jie, Wakil Direktur Pelaksana Asia Selatan di Chery International.
"BEV kami akan menghasilkan 70% dari total produksi mobil, dan 30% sisanya termasuk dalam kategori PHEV," tambah Qi lagi. Qi yakin Thailand memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri kendaraan listrik berkat skema EV3.5 yang dicanangkan pemerintah.
Dikutip dari Paultan, EV3.5 adalah skema insentif kendaraan listrik Thailand yang terdiri dari subsidi dan pengurangan bea masuk, serta pajak cukai untuk mendorong produksi dan pembelian kendaraan listrik baru dari tahun 2024 hingga 2027.
(lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah