Pakai Fortuner Plus Pelat TNI dan Ngaku Adik Jenderal, Biar Apa Sih?

Pakai Fortuner Plus Pelat TNI dan Ngaku Adik Jenderal, Biar Apa Sih?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Minggu, 14 Apr 2024 08:09 WIB
Viral mobil Fortuner berpelat TNI tabrak mobil wartawan.
Viral mobil Fortuner berpelat TNI tabrak mobil wartawan. (Foto: Tangkapan layar Instagram.)
Jakarta -

Media sosial baru-baru ini dihebohkan dengan sikap arogansi pengemudi Toyota Fortuner dengan pelat nomor TNI. Bahkan, pengemudi Fortuner itu dengan sengaja mundur menabrak mobil lainnya.

Insiden mobil Fortuner berpelat TNI hantam mobil wartawan pertama kali dibagikan aku X (Twitter) bernama @tantekostt. Menurut penuturannya, pengemudi mobil tersebut melintas di bahu jalan, kemudian berbelok ke kanan dan menabrak mobil yang ditumpanginya.

"KM 57 sebelum rest area, plat Mabes TNI, mati lagi platnya, jalan di bahu jalan, potong ke kanan nabrak, tapi malah dia yang marah-marah. Alesannya ikutin bus jadi ke kanan," tulis @tantekostt dengan menyertakan bukti foto dan video, dikutip Jumat (14/4).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akun @tantekostt yang mengaku sebagai korban menjelaskan, mobil yang ditumpanginya dihantam lebih dari sekali hingga rusak. Bahkan, ada unsur kesengajaan.

"Abis nabrak, dia ke depan berhenti mendadak terus mundur dengan sengaja nabrakin mobil gue, dengan sengaja lho ya, karna dia bener-bener berhenti dan mundur," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Pada video yang dibagikan, pengemudi Fortuner itu tampak marah-marah dan tak terima setelah ditegur. Dia mengklaim punya kakak jenderal dan mengancam akan 'mencatat wajah' si penumpang mobil yang mengaku ditabraknya.

"(Dinas) di Mabes TNI. Kakak saya jenderal, namanya Sonny Abraham. Coba cari," tegasnya.

Pengguna Fortuner berpelat nomor TNI dan mengaku adik jenderal menjadi sorotan. Apalagi, pengendara SUV seperti ini dengan identitas sebuah instansi tertentu dan berlagak arogan sudah beberapa kali terjadi. Bahkan ada yang sampai menggunakan pelat TNI/Polri palsu. Biar apa sih mereka bawa-bawa instansi di jalan raya?

Praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menilai penggunaan pelat nomor instansi tertentu itu kemungkinan dimanfaatkan pengendaranya supaya tidak kena macet.

"Ada beberapa jenis kendaraan yang digunakan oleh pihak TNI/Polri sebagai alat transportasi kedinasan dan beberapa dilengkapi alat bantu seperti stobo, pelat nomor dan warna khusus. Masyarakat atau oknum yang tidak bertanggung jawab dalam hal ini banyak memanfaatkan kondisi ini untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas kelancaran di jalan umum, sehingga segala cara dilakukan supaya tidak kena macet, menerobos barikade dan lain-lain," kata Sony kepada detikOto, beberapa waktu lalu.

Namun, Sony mengingatkan bahwa petugas resmi mendapatkan fasilitas itu karena dalam rangka tugas negara, bukan asal-asalan. Kalau diikuti masyarakat sipil, belum tentu tahu aturan dan tujuannya.

"Sehingga justru akan mencoreng institusi negara dan bahkan bisa membahayakan lalu lintas," sebutnya.

"Jadi banyak masyarakat yang tidak paham dalam melihat dan memahami, sehingga mencontoh yang tidak benar. Pesan saya, mulailah disiplin dari diri sendiri, bukan mencontoh dari yang tidak baik," katanya.

Sony menegaskan, pengemudi arogan yang menggunakan pangkat atau jabatan sebagai tameng di jalan raya dinilai punya karakter pengecut dan bermental tempe.

"Dari sisi mental, pribadi seperti ini biasanya berkarakter pengecut dan tempe. Sehingga, mereka kerap kali berlindung di balik hal tersebut untuk bisa lepas dari tanggung jawab. Bandingkan dengan pejabat benaran yang pasti lebih tidak ingin diketahui jati dirinya," ujar Sony Susmana kepada detikOto, Sabtu (13/4).




(rgr/mhg)

Hide Ads