KNKT Buka-bukaan Penyebab Kecelakaan Sering Terjadi di Tol Cipali

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Kamis, 21 Des 2023 19:36 WIB
Tol Cipali. Foto: Dian Firmansyah/detikJabar
Jakarta -

Kecelakaan maut di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) tak jarang dikaitkan dengan unsur mistis. Namun, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menjelaskan alasan ilmiah mengapa jalur tersebut sering kali 'memakan' korban.

Baru-baru ini, bus PO Handoyo mengalami kecelakaan fatal di Tol Cipali, Jumat (15/12). Kendaraan besar itu terguling di KM 72 hingga merenggut 12 nyawa penumpang.

Sebelum bus PO Handoyo, Tol Cipali telah memakan banyak korban lain. Bahkan, menurut data KNKT tahun 2021, rata-rata ada 36 kasus kecelakaan setiap bulan dengan nilai fatalitas mencapai 97 persen.

Tim KNKT ikut investigasi kasus kecelakaan maut di Tol Cipali yang melibatkan PO bus Handoyo. Foto: Dian Firmansyah/detikJabar

Ahmad Wildan selaku investigator KNKT menjelaskan, Tol Cipali secara elemen geometri jalan sejatinya sangat ideal. Selain itu, baik roughness maupun skid, permukaannya sangat baik.

"Dan karena sangat ideal, maka jalan tol Cipali aman dilalui kendaraan dengan kecepatan hingga 150 km/jam. Kemudian tingkat pelayanan jalan di Tol Cipali itu A dengan performansi terbaik," ujar Wildan kepada detikOto, dikutip Rabu (20/12).

"Nah, karena serba terbaik itu, justru membuat pengemudi yg melaluinya banyak yg lengah dan terlena. Kendaraan pribadi bisa berlari hingga 150 km/jam, sementara truk ODOL hanya bisa berlari 40 km/jam," tambahnya.

Menurut hasil penelitian KNKT dan Badang Litbang Kemenhub, gap kecepatan kendaraan di Tol Cipali umumnya lebih dari 100 km/jam. Hal tersebut, kata Wildan, sangat berbahaya. Sebab, International Road Assessment Program (IRAP) merekomendasikan gap kecepatan kendaraan maksimal 30 km/jam.

"Konsekuensi atas tingginya gap kecepatan ini adalah menurunnya waktu reaksi manusia, di mana pada perancangan jalan nasional dan internasional berasumsi pada waktu reaksi manusia normal 2,5 detik. Namun dengan tingginya gap ini, waktu reaksi manusia merosot hingga di bawah 1 detik sehingga risiko tabrak depan belakang meningkat," terangnya.

Kecelakaan maut di Tol Cipali. Foto: Istimewa

Lebih jauh, Wildan menjelaskan, lokasi Tol Cipali berada di titik lelah pengemudi. Faktor tersebut bisa berdampak pada micro sleep dan penurunan kewaspadaan. Imbasnya, kata dia, kemampuan pengemudi dalam merespons momen juga menurun.

"Jadi, sekali lagi masalah di Tol Cipali bukan pada jalan tolnya, melainkan penggunanya," kata dia.

Wildan berharap, Kemenhub bisa mendorong pemasangan bumper belakang atau perisai kolong belakang (Rear Underrun Protection) pada kendaraan besar seperti truk untuk menurunkan fatalitas kecelakaan depan-belakang.



Simak Video "Video: H-3 Lebaran, Lalin Tol Cipali Ramai Lancar"

(sfn/dry)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork