Indonesia saat ini masih memfokuskan untuk membuat transportasi umum lebih bagus, diawali dari lahirnya Transjakarta, JakLingko, MRT dan LRT yang dihadirkan sebagai moda transportasi umum terbaru. Terlepas dari hal tersebut, tidak ada salahnya jika Indonesia berkaca dari negara lain soal transportasi umum.
Salah satunya di kota Shanghai, China. Beruntung detikOto mengunjungi langsung Shanghai dan melihat dan merasakan berbagai transportasi umum di kota yang kerap disebut 'New York'-nya Asia. detikOto pun melihat Indonesia khususnya Jakarta, sepertinya harus belajar untuk bisa menghadirkan transportasi umum yang nyaman.
Sebagai gambaran China memiliki berbagai macam transportasi umum, di antaranya kereta cepat, MRT, LRT, taksi konvensional, taksi online, kereta rel listrik, bus umum konvensional, dan bus listrik trem.
DetikOto pun berkesempatan untuk menggunakan beberapa transportasi umum, seperti MRT atau kereta bawah tanah, taksi online, taksi konvensional, dan bus pariwisata. Akan tetapi yang juga menarik untuk disimak ialah bus listrik trem ala Shanghai, bus listrik ini bekerja menggunakan listrik melalui aliran listrik langsung layaknya kereta trem.
"Iya betul di China memang ada bus trem, ini memiliki rute yang cukup panjang, dan ini ramah lingkungan," ujar Ayu tour guide saat di Shanghai.
Rasa penasaran detikOto untuk bisa menggunakan kereta bawah tanah di Shanghai China akhirnya terwujud. Dengan hanya biaya 3 yuan melintasi 4 stasiun, terasa Shanghai sangat siap menampung hingga jutaan manusia untuk bisa menggunakan kereta bawah tanah. Karena hal tersebut, sangat terlihat dari luasnya dan bertingkat-tingkatnya kereta bawah di Shanghai ini.
"Kereta bawah tanah di Shanghai menjadi moda kendaraan umum yang paling banyak dipilih oleh masyarakat di Shanghai, karena selain lebih cepat, lebih tepat waktu, kereta bawah tanah jauh lebih murah," kata Ayu.
Saatnya merasakan taksi konvensional dan taksi online di Shanghai. Tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Tercatat saat baru mulai perjalanan taksi konvensional di Shanghai, sudah tertera tarif sebesar 17 yuan atau setara dengan Rp 36.740 (dengan kurs 1 Yuan = Rp 2.160). Begitu juga saat menggunakan jasa taksi online, layaknya di Jakarta taksi online telah memiliki tarif sesuai dengan lokasi tujuan yang akan dituju.
Selain menggunakan transportasi umum, detikoto juga merasakan menaiki bus sewaan pariwisata. Saat ini Shanghai, China, coba lebih memfokuskan untuk meningkatkan keselamatan para wisatawan dengan mewajibkan penggunaan sabuk pengaman saat bus sewaan pariwisata berkendara.
"Iya, sekarang wajib hukumnya untuk menggunakan sabuk pengaman. Karena bisa sewaktu-waktu petugas kepolisian akan memeriksa dan masuk ke dalam bus untuk melakukan pemeriksaan. Hukuman akan diberikan secara perorangan, dan pihak penyewa bus tidak akan membayarkan dendanya," ujar Ayu.
"Jika ada wisatawan yang tidak menggunakan sabuk pengaman maka wisatawan atau penumpang bus itu akan mendapatkan denda sebesar 200 yuan atau setara dengan Rp 432.153 (Kurs 1 Yuan = Rp 2.160). Untuk itu setiap sebelum berangkat, maka sopir bus akan melakukan pemeriksaan satu per satu penumpang bus," Ayu menambahkan.
Simak Video "Video: Ragam Pendapat ASN soal Kebijakan Naik Transum Tiap Rabu"
(lth/din)