Moda angkutan umum LRT Jabodebek (Lintas Raya Terpadu Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi) resmi beroperasi sejak Senin (28/8/2023). Dibanding dengan transportasi berbasis rel lainnya seperti KRL Commuter Line, LRT Jabodebek memiliki tarif yang lebih tinggi dengan rute terjauh tembus Rp 27 ribu. Apakah tarif tersebut kemahalan?
Sebagai informasi, saat ini LRT Jabodebek masih menggunakan tarif promo sebesar Rp 5.000 selama sebulan ke depan. Tarif tersebut berlaku flat. Artinya, berlaku untuk rute dekat, maupun jauh. Ketika masa promo itu berakhir, maka berlaku tarif normal.
Tarif LRT Jabodebek sudah ditetapkan lewat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi Jabodebek untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam aturan tersebut, Kementerian Perhubungan sudah menetapkan besaran tarif LRT sebesar Rp 5.000 untuk jarak kilometer (km) pertama dan Rp 700 per km berikutnya. Tarif tersebut sudah diberikan subsidi agar biayanya tidak terlalu membebani masyarakat dan bisa menarik minat masyarakat beralih ke angkutan massal.
![]() |
Sebagai contoh, rute terjauh Harjamukti-Jatimulya, aslinya punya tarif dari operator Rp 43.923. Dari situ pemerintah memberikan PSO 37%, sehingga masyarakat hanya perlu membayar Rp 27.400.
Besaran subsidi yang diberikan ke penumpang berbeda-beda tergantung rutenya. Untuk Dukuh Atas-Harjamukti, PSO yang diberikan yakni 34%, sehingga tarif dari operator Rp 33.275 menjadi Rp 21.800 yang perlu dibayar masyarakat. Kemudian, Dukuh Atas-Jatimulya menjadi Rp 23.900 dari Rp 37.268.
Dengan tarif terjauh tembus Rp 27.400, rasanya LRT Jabodebek menjadi transportasi umum yang cukup mahal bagi kebanyakan orang, kendati sudah dapat subsidi. Tapi kata pengamat transportasi Djoko Setijowarno, tarif tersebut masih cukup wajar karena segmen penumpang yang ditargetkan adalah kalangan menengah atas.
"Melihat stuktur tarif, layanan LRT Jabodebek ditujukan untuk kelompok masyarakat menengah ke atas. Tujuannya, supaya warga dapat meninggalkan kendaraan pribadi untuk beralih memakai angkutan umum, sehingga dapat mereduksi kemacetan lalu lintas di jalan. Selain itu, setidaknya dapat membantu pula mereduksi polusi udara yang terjadi sekarang," ungkap Djoko dalam keterangannya, Selasa (29/8/2023).
![]() |
"Di sisi lain, kelompok masyarakat menengah ke bawah sudah disediakan moda KRL Jabodetabek dengan tarif yang lebih murah. Tarif LRT Jabodebek lebih tinggi dari tarif KRL Jabodetabek dikarenakan prasarana dan sarana semuanya baru," sambung Djoko.
Meski begitu, Djoko menyarankan kepada pemerintah agar masyarakat yang menggunakan LRT Jabodebek, jangan sampai menghabiskan uang lebih dari Rp 50.000 setiap hari untuk transportasi pergi dan pulang kerja, termasuk ongkos dari tempat tinggal menuju stasiun terdekat (first mile), menggunakan LRT Jabodebek, dan stasiun tujuan ke lokasi dikehendaki (last mile).
"Hasil survei penulis sebelum pandemi, rata-rata pengguna kendaraan pribadi dalam sehari menghabiskan ongkos transportasi per hari kisaran Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu. Kemudian, ada pembanding layanan Bus JR Connection yang cukup laris bertarif Rp 20 ribu sekali perjalanan berhenti di pusat Kota Jakarta, seperti di Kawasan Blok M dan Monas," bilang Djoko.
"Secara umum LRT Jabodebek dalam kondisi laik operasi. Angkutan pemadu moda (feeder) berupa bus juga dikabarkan sudah disiapkan pihak Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dengan biaya Rp 5.000. Pentingnya aksesibilitas ke stasiun menjadi titik pelayanan LRT Jabodebek. Pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan akses yang mudah dan nyaman menuju stasiun tersebut. LRT Jabodebek adalah Proyek Strategis Nasional (PSN), sehingga seluruh stakeholder harus bekeja keras untuk menyukseskannya," tukas akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata itu.
(lua/dry)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah