BBM kotor dituding menjadi penyebab makin parahnya polusi di Jakarta. Bahkan komisaris Pertamina, Ahok, juga menyebut Pertalite tidak sesuai.
Polusi udara di Ibu Kota Jakarta tengah jadi perbincangan hangat dalam sepekan terakhir. Indeks kualitas udara di Jakarta sudah tak lagi sehat. Salah satu penyumbang terbesar polusi udara di Jakarta adalah jumlah kendaraan bermotor. Jumlah kendaraan bermotor di Jakarta memang sangat fantastis.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengungkap ada 24,5 juta kendaraan bermotor di Jakarta. Kendaraan itu membuang emisi gas yang mengakibatkan polusi makin parah.
"Penyebab utama pencemaran kualitas udaranya adalah kendaraan, karena dalam catatan kita per 2022 itu ada 24,5 juta kendaraan bermotor, dan 19,2 juta lebih itu sepeda motor," beber Siti dikutip detikFinance.
Adapun emisi gas buang disebabkan oleh penggunaan BBM yang kualitasnya buruk atau biasa disebut juga BBM kotor. Di Indonesia, BBM kotor memang perlahan-lahan mulai dihapuskan. Premium dengan kadar RON 88 misalnya sudah resmi dihapus per 1 Januari 2023. Sebagai gantinya, ada Pertalite yang memiliki RON 90. Meski begitu Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut Pertalite juga tak serta merta menjadi BBM bersih.
"Sebetulnya dulu kita cabut Premium lu pada teriak, itu Premium jelas kotor kan, Pertalite juga nggak sesuai," terang Ahok.
Padahal di Indonesia khususnya mobil penumpang sudah menganut spesifikasi Euro 4. Dengan spesifikasi Euro 4, harusnya bahan bakar kendaraan pun mengikuti. Spesifikasi Euro 4 berarti bahan bakar bensin dengan kadar oktan minimal 91, bebas timbal, dan kandungan sulfurnya maksimum 50 ppm sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 20 tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor tipe Baru Kategori M, Kategori N, dan Kategori O.
Bila mengacu pada spesifikasi tersebut, jelas Pertalite tak memenuhi spesifikasi Euro 4. Pertalite diketahui memiliki kadar RON 90 dan kandungan sulfurnya setara 500 ppm. Pertamax meski kadar RON-nya lebih tinggi namun juga memiliki kandungan sulfur 500 ppm. Kalau diperhatikan secara spesifikasi, keduanya tidak memenuhi syarat spesifikasi standar Euro 4.
"Intinya ya mobil sudah siap untuk bahan bakar bersih mobil kita sudah Euro 4 tapi kalau dimasukin kotor keluarnya kotor," tambah Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi.
Simak Video "Video: Yang Bikin Ahok Kaget Usai Diperiksa Kejagung"
(dry/din)