Penjualan Mobil di Rusia Anjlok, Sebulan Cuma Laku 25 Ribu Unit

Penjualan Mobil di Rusia Anjlok, Sebulan Cuma Laku 25 Ribu Unit

Luthfi Anshori - detikOto
Senin, 17 Jul 2023 11:38 WIB
Klakson memang seharusnya tak sering-sering digunakan. Bahkan kalau salah-salah penggunaannya bisa menimbulkan emosi bagi pengendara yang mendengarnya.
Penjualan mobil di Rusia turun akibat dampak invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022 lalu. Foto: Dina Rayanti
Jakarta -

Penjualan mobil di Rusia turun drastis hingga menyisakan seperempat dari angka penjualan mobil dalam kondisi normal. Krisis itu terjadi sebagai dampak invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022 lalu hingga saat ini.

Seperti dikutip dari Carscoops, angka penjualan mobil bulanan di Rusia sebelum perang mencapai 100 ribu unit. Tapi setelah perang terjadi, turun menjadi sekitar 25 ribuan per bulan. Itu menunjukkan betapa ekonomi Rusia mengalami krisis yang sangat parah akibat sanksi dan embargo yang dilakukan berbagai negara.

"Orang Rusia kini hanya membeli lebih sedikit mobil," buka ekonom Steven Tian. "Itu menunjukkan kelemahan konsumen di Rusia," tambah dia. Salah satu penyebab turunnya angka penjualan mobil dengan cepat di Rusia adalah karena embargo yang diberlakukan oleh AS dan sekutunya di Eropa, Korea, dan Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum perang terjadi dan embargo menghampiri, konsumen di Rusia lebih menyukai mobil-mobil impor. Konsumen mobil di Moskow maupun St. Petersburg menyukai mobil-mobil seperti Porsche, Jaguar, dan Hyundai. Sementara mobil buatan dalam negeri seperti Lada kurang digemari dan hanya dibeli oleh konsumen berpendapatan rendah.

"Ini bukan hanya soal penjualan mobil yang anjlok, kita melihat penjualan mobil impor di Rusia juga sangat tinggi sebelum perang terjadi," jelas Tian. Namun kini lebih banyak orang Rusia yang beralih ke merek Lada atau merek China seperti Geely. Bahkan Geely mencatatkan kenaikan penjualan mencapai 88 persen.

ADVERTISEMENT

Tian juga menjelaskan bahwa terpuruknya industri otomotif di Indonesia merupakan imbas berbagai faktor. Selain karena terhentinya suplai mobil impor, termasuk suku cadang, juga karena melonjaknya harga-harga barang kebutuhan juga memburuknya sentimen konsumen. Jika ini terus dibiarkan, maka bisa berdampak lebih luas ke ekonomi Rusia.




(lua/dry)

Hide Ads