Jika Anda melintas di jalan tol, pasti pernah melihat bus yang berjalan lambat di bawah kecepatan 100 km/jam di lajur kanan. Padahal lajur kanan ini seharusnya buat kendaraan-kendaraan yang melaju cepat dengan kecepatan 100 km/jam, atau juga digunakan untuk menyalip. Lalu kenapa ada bus yang berjalan lambat di lajur kanan tol?
Dijelaskan pengemudi bus pariwisata, Dedy, alasan pengemudi bus memilih lajur kanan untuk cruising adalah untuk menghindari truk yang berjalan lambat di lajur kiri. Sebab, truk maksimal hanya bisa melaju sekitar kecepatan 60 km/jam, sementara bus bisa lari 80 km/jam. Jadi lebih aman untuk bus melaju di lajur kanan.
Baca juga: Uji Tabrak Bus Bakal Jadi Aturan Wajib? |
"Gimana ya, kadang-kadang di kiri langsung (ketemu) truk, kalau kita ngikutin truk, truk kan larinya 60 (km/jam), kita (bus) 80 (km/jam), memang lebih tenang di kanan kalau dua jalur begini," kata Dedy di Pejagan, Brebes, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, aturan soal lajur lalu lintas ini tertuang dalam pasal 41 Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005 tentang Jalan Tol. Disebutkan pada 41 ayat 1 butir b, untuk mendahului maka menggunakan lajur di sebelah kanan.
"Lajur lalu lintas sebelah kanan hanya diperuntukkan bagi kendaraan yang bergerak lebih cepat dari kendaraan yang berada pada lajur sebelah kirinya, sesuai dengan batas-batas kecepatan yang ditetapkan," begitu bunyi aturannya.
Di jalan tol, penggunaan lajur kanan biasanya diperjelas dengan rambu bertuliskan 'Lajur Kanan Hanya untuk Mendahului'. Umumnya rambu tersebut terletak di papan atas jalan tol. Bagi yang berkendara dengan kecepatan lebih rendah bisa menggunakan lajur kiri. Umumnya lajur kiri ini diperuntukkan bagi bus dan truk.
Dedy sendiri mengatakan cukup khawatir andai ada pengendara mobil yang mendahului dari arah kiri, karena rawan tersenggol bodi belakang bus jika dilakukan nanggung. Dedy pun memberi tahu kode ketika bus aman disalip dari lajur kiri.
"Kalau sein kita sudah mati (itu bisa untuk nyalip). Intinya kalau pengin aman ya lihat kode sein. Tapi kadang-kadang ada juga orang (pengendara bus) nggak ngasih kode," tukasnya.
(lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat