Polres Metro Bekasi buka suara soal anggapan masyarakat yang menyebut ujian SIM sulit dan mahal. Menurut Polres Metro Bekasi, pernyataan tersebut hanya disampaikan mereka yang secara kualifikasi tak memenuhi syarat lulus.
Kanit Regident Satpas SIM Polres Metro Bekasi, AKP Evo Rudi Laksono menjelaskan, sulit atau tidaknya ujian SIM tergantung kemampuan si pemohon. Sebab, jika kita bertanya kepada orang yang lulus, jawabannya pasti mudah.
"Kalau bertanya dengan yang tidak lulus, susah. Kalau surveinya 100 orang yang 80 orang gagal (maka jawabnya akan) susah. Tapi coba ketika surveinya sama yang lulus (80 orang), gampang," ujar Rudi yang ditemui di Polres Metro Bekasi, Jawa Barat, belum lama ini.
Dia mengaku, saat ini pemohon yang gagal memang lebih banyak dibandingkan yang berhasil. Namun, kata dia, perbandingan angkanya tak berbeda jauh.
Lagipula, menurutnya, ketika masyarakat bicara sulit dan tidak sulit, maka mereka harus membandingkannya dengan ujian SIM di negara lain yang secara sistem berbeda.
"Polri selalu disudutkan, namun dengan apapun kami berusaha memberikan pelayanan terbaik. Kalau dibandingkan antara luar negeri dengan Indonesia dari budayanya saja sudah berbeda. Sistemnya mereka juga berbeda dengan sistem di Indonesia," tegasnya.
Kalaupun ujian SIM memang dianggap sulit hingga akhirnya tak lulus, Rudi mengingatkan, pemohon bisa mengajukan pengulangan. Bahkan, pihaknya juga menyediakan pelatihan gratis sebelum terjun langsung di sesi ujian.
"Ketika (bicara) masalah sulit dan tidak sulit kami memberikan pengulangan ketika gagal, kemudian buka pengajaran safety riding. Kita buka kok, pelatihan gratis," ungkapnya.
"Saya hanya menjawab pada Satpas saya saja, karena itu inovasi berkembang pada Satpas masing-masing untuk peduli dan pelayanan kami terhadap masyarakat," kata Rudi menambahkan.
Simak Video "Video: Ganti Rugi Operator Korea ke 230 Ribu Pelanggan Imbas Kebocoran Data"
(sfn/lth)