Baru-baru ini, Polres Bantul, DIY mengenalkan konsep ujian SIM baru tanpa jalur zigzag dan angka delapan. Pola tersebut dianggap lebih relevan untuk kehidupan berkendara sehari-hari. Lantas, apakah hal yang sama akan diterapkan di Polres Bekasi?
Diketahui, pola jalur baru tanpa angka 8 dan zigzag tersebut akan disampaikan ke tingkat Mabes Polri. Usulan tersebut merupakan tanggapan dari pernyataan Kapolri Jederal Listyo Sigit Prabowo soal relevansi ujian SIM di Indonesia.
Baca juga: Cara Polisi Berantas Praktik Calo SIM |
Kanit Regident Satpas SIM Polres Metro Bekasi, AKP Evo Rudi Laksono mengaku sudah mendengar usulan Polres Bantul tersebut. Menurut dia, itu merupakan bentuk inovasi mereka terhadap kajian ulang yang disampaikan Kapolri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Betul mereka sudah launching untuk trek ujian praktik, itu inovasi. Apakah mereka sudah koordinasi dengan Korlantas atau belum? Itu kan inovasi," ujar Evo Rudi saat ditemui di Polres Metro Bekasi, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (27/6).
![]() |
Saat ditanya apakah Polres Bekasi akan meniru langkah yang diambil Polres Bantul, Evo belum bisa mengungkapnya. Dia mengaku masih menunggu instruksi langsung dari Kapolri. Intinya, Polres Bekasi akan melakukan berbagai upaya untuk memudahkan masyarakat.
"Kalau kami inovasi penginnya tetap memudahkan masyarakat. Karena sesuai arahan Kapolri kemarin untuk mengkaji ulang ujian SIM. Makanya Polres Bantul mungkin melakukan inovasi," ungkapnya.
Lebih jauh, Evo mengingatkan, untuk membuat pola ujian baru perlu studi panjang dan matang. Semuanya harus dipertimbangkan secara terukur dan tak bisa asal-asalan. Sebab, kata dia, akhirnya pola tersebut akan digunakan di seluruh Satpas di Indonesia.
"Tapi itu kan harus dilihat speknya, jaraknya, terus rule-nya. Sehingga seluruh Satpas ada keseragaman," kata Evo.
![]() |
Sebelumnya, Wakapolda DIY Brigjen Pol R Slamet Santoso menjelaskan, konsep baru ujian SIM di Polres Bantu telah didiskusikan pihaknya bersama peneliti dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM).
"Baru pertama kali ini (perubahan konsep zig-zag dan U-turn) di Indonesia. Keluarnya ide itu dari Bantul. Nanti akan kami kembangkan di tingkat Polda dan mudah-mudahan dari Bantul bisa kita sampaikan ke tingkat Mabes, kalau cocok bisa diberlakukan secara nasional," tutur Slamet.
Slamet juga tak menampik bahwa usulan perubahan konsep tersebut tak lepas dari evaluasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang sempat menyindir materi angka delapan dan zigzag yang tak relevan di Indonesia.
(sfn/rgr)
Komentar Terbanyak
Punya Duit Rp 190 Jutaan: Pilih BYD Atto 1, Agya, Brio Satya, atau Ayla?
Parkir Kendaraan di Jakarta Bakal Dibikin Mahal!
Konvoi Moge Terobos Jalur Busway Ditilang Semua, Segini Besar Dendanya