'Adu Banteng' Jadi Jenis Kecelakaan Lalu Lintas Terbanyak di Indonesia

'Adu Banteng' Jadi Jenis Kecelakaan Lalu Lintas Terbanyak di Indonesia

Rafly Adli - detikOto
Selasa, 28 Mar 2023 16:00 WIB
Kecelakaan maut di Pangandaran Adu Banteng Truk vs Ambulans.
Ilustrasi kecelakaan 'adu banteng'. Foto: Istimewa
Jakarta -

Kecelakaan lalu lintas masih sering terjadi di Indonesia. Tapi tahukah kamu kalau kecelakaan jenis 'adu banteng' merupakan yang paling sering terjadi di Tanah Air?

Kecelakaan lalu lintas terjadi akibat dari berbagai faktor, tidak sedikit juga diakibatkan kecerobohan manusia. Berdasarkan laporan Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri, didapati bahwa sebanyak 62.975 kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia telah terjadi pada sepanjang semester pertama tahun 2022.

Puluhan ribu kecelakaan itu terdiri dari beragam jenis. Salah satunya yang paling banyak adalah 'adu banteng' atau tabrakan antara bagian depan dengan depan. 'Adu banteng' menjadi jenis kecelakaan lalu lintas terbanyak sepanjang periode semester I 2022 dengan jumlah sebesar 13.783 kasus atau 21,89%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jenis kecelakaan lalu lintas tertinggi lainnya adalah tabrakan yang terjadi antara bagian depan mobil dengan bagian belakang mobil lainnya, kecelakaan jenis ini memiliki kasus sebanyak 13.731 kasus atau sebesar 21,80% dari total seluruh kecelakaan.

Kecelakaan tunggal berada di urutan ketiga dengan jumlah sebanyak 12.571 kasus atau sebesar 19,88%. Kecelakaan yang melibatkan tabrakan langsung dengan manusia juga tergolong tinggi, dimana terdapat 7.109 kasus yang terjadi sepanjang semester pertama 2022.

ADVERTISEMENT

Sebab dari kecelakaan ini pun sangat bervariasi, misalnya lalai terhadap lalu lintas dari depan menjadi penyebab kecelakaan paling banyak. Ini juga yang menjadi sebab dari banyaknya kecelakaan adu banteng. Penyebab lainnya adalah tidak menjaga jarak aman, melebihi batas kecepatan, hingga ceroboh saat menyalip.

Sebagian besar kecelakaan lalu lintas ini terjadi akibat adanya faktor kelalaian manusia, baik dari pengendara itu sendiri maupun pengguna jalan di sekitarnya.

"Faktor manusia merupakan yang paling dominan dalam kecelakaan. Faktor manusia dalam tabrakan kendaraan mencakup semua hal yang berhubungan dengan perilaku pengemudi dan pengguna jalan lain, seperti pandangan dan ketajaman pendengaran, kemampuan membuat keputusan, dan kecepatan reaksi terhadap perubahan kondisi lingkungan dan jalan," kata Polri dalam laporannya.




(dry/lth)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads