Pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Jenderal Bina Marga, Hedy Rahadian menyebutkan manfaat sistem pembayaran tol nirsentuh dan nirhenti atau Multi Lane Free Flow (MLFF) tak cuma bisa mengurai kemacetan. Isu tarif tol integrasi yang tidak adil diklaim bisa diselesaikan lewat teknologi MLFF.
Hedy mengatakan penerapan sistem MLFF akan membuat tarif tol bisa lebih adil. Sebab di Indonesia beberapa ruas tol sudah mengadopsi tarif terintegrasi sehingga jarak jauh-dekat akan membayar tarif yang sama.
"Penerapan teknologi ini membawa banyak benefit, selain kita menghilangkan waktu tunggu atau hambatan gate di jalan tol, juga memungkinkan kita untuk mengimplementasikan fair pricing, sehingga jarak jauh dekat ongkosnya sama," kata Hedy saat diskusi virtual, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ambil contoh sistem transaksi di Tol JORR, di mana pengguna hanya membayar satu kali di gerbang tol masuk. Sebelumnya dengan sistem transaksi tertutup pengguna harus melakukan 2 sampai 3 kali transaksi untuk melintasi 76 km yang terdiri dati 4 ruas tol dan dikelola oleh BUJT (badan usaha jalan tol) berbeda.
Kebijakan ini membuat pengguna jarak dekat di bawah 17,6 km membayar lebih mahal. Sementara pengguna jarak jauh akan diuntungkan lantaran membayar lebih murah.
"Dengan multi lane free flow, kita bisa melakukan fair pricing, orang benar-benar membayar sesuai dengan panjang jalan tol yang digunakannya, tepatnya seperti itu," jelas dia.
Sistem MLFF memanfaatkan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) yang dapat mendeteksi pergerakan kendaraan saat melewati jalan tol. Sistem ini juga mengubah pembayaran non-tunai menggunakan e-Toll menjadi cashless tanpa sentuh, tanpa berhenti menggunakan aplikasi CANTAS yang dapat diunduh di berbagai tipe smartphone.
"Isu kita adalah bagaimana operasi jalan tol ini bisa semakin efisien dan efektif. Salah satu isunya adalah hambatan-hambatan di gerbang-gerbang jalan tol," ujar dia.
Dengan berlakunya sistem MLFF, pembayaran tol tidak lagi perlu berhenti dan kendaraan dapat terus berjalan seperti biasa, sehingga tidak ada lagi antrean pada gerbang tol dan mempersingkat waktu tempuh dan efisien. Intinya bayar tol tanpa kartu bisa lebih cepat.
"Juga kita akan lebih mudah menggunakan pentarifan untuk keperluan traffic management, atau traffic distribution, bisa jadi ke depan ini karena waktu penggunaan tol ini berbeda-beda jadi tarifnya itu tidak seimbang. Karena selalu tarif tol yang baru itu jauh lebih tinggi dibanding dengan tarif tol yang lama," jelas Hedy.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?