Rangkaian kereta teknis untuk proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) mengalami kecelakaan pada Minggu (18/12) sore. Kecelakaan itu melibatkan dua kereta teknis, yaitu lokomotif DF4B dan sebuah alat berat pembuat jalur kereta atau TLM (Track Laying Machine).
Dikutip dari detikJabar, kecelakaan kerja tersebut terjadi di trase kereta cepat di Kampung Campaka, Desa Campakamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Insiden tersebut terjadi pada, Minggu 18 Desember 2022 sekitar pukul 16.00 WIB.
![]() |
Mengulas dari aspek teknis, lokomotif DF4B merupakan rangkaian kereta yang diperlukan dalam pembuatan jalur kereta cepat. Kereta pekerja ini didatangkan langsung dari Cina. Bentuknya mengotak seperti kereta pada umumnya, dengan laburan warna hijau tua, dan terdapat tulisan 'power china' di kedua sisinya.
Jika melihat penjelasan Kereta Cepat Jakarta Bandung dalam akun Instagram @keretacepat_id, lokomotif DF4B merupakan lokomotif diesel elektrik general purpose, dengan fungsi untuk keperluan angkutan penumpang dan barang, dengan cabin driver di masing-masing ujungnya.
Jadi fungsi kereta tersebut adalah untuk memobilisasi para pekerja dalam melakukan pembangunan rel KCJB yang panjangnya mencapai 142,3 km. Lokomotif DF4B bekerja beriringan dengan alat berat TLM yang berwarna kuning.
Disebutkan bahwa ada 2 jenis lokomotif DF4B yang bisa diketahui berdasarkan warnanya. Lokomotif DF4B berwarna oranye untuk angkutan penumpang, dan jika berwarna hijau, maka peruntukkannya adalah untuk barang.
Kalau di KCJB sendiri, lokomotif diesel ini digunakan buat memberikan tenaga untuk menggerakkan kereta gerbong datar yang mengangkut rel, dalam aktivitas track laying di sepanjang trase KCJB.
View this post on Instagram
Simak Video "Ada Korban Tewas Anjloknya Kereta Teknis KCJB, KCIC Buka Suara"
[Gambas:Video 20detik]
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Melihat Deretan Mobil dan Motor Arteria Dahlan
Mobil Arteria Dahlan Sempat Bikin Heboh: Pakai Pelat Polri
Rossi Pernah Sebut Marquez 'Biang Masalah' di MotoGP, Kini Banyak yang Percaya?