Tak Banyak yang Beli Bannya, Michelin: 'Risiko' Jualan Ban Bagus

Michelin mengklaim ban produksi mereka punya daya tahan lebih baik. Namun ada 'risiko' yang muncul dari jualan ban bagus tersebut, tak banyak konsumen yang beli karena ban awet.

Banyak konsumen ban yang memilih ban hangat yang baru keluar dari produksi, tentu dengan harapan agar masa pakai ban bisa lebih awet dan tahan lama. Michelin Indonesia menyampaikan, stok yang ada di warehouse atau toko Michelin bukan ban lama, karena selalu ada tim yang melakukan pengecekan.

"Jadi kita ada standar, warehause itu harus seperti apa, dan itu kita share ke distributor atau retail, dengan mengharuskan warehouse, 'kalian seperti ini'. Kita ada technical engineer yang selalu mengecek kalau ada problem, dan dia akan datang langsung ngecek," ucap Direktur Public Affairs Michelin Indonesia, Kartika Susanti.

Hal senada juga disampaikan Presiden Direktur Michelin Indonesia, Steven Vette, bahwa ban Michelin akan memiliki kualitas terbaik sebelum dipilih konsumen.

"Ban lebih dari setahun ada di toko? Kami memiliki aturan kami tidak bisa mengatakan berapa banyak, tapi terkadang kami ambil kembali dan scrap (dihancurkan), dan kami terus melakukan monitor agar tidak terlalu banyak stok kalau ada," ucap Steven.

Steven juga menambahkan Michelin memiliki risiko yakni yang membeli ban mereka jumlahnya tidak banyak, karena kualitas yang mereka tawarkan.

"Berapa lama ban oke untuk bisa dipakai? Tidak ada statement resmi. (Tapi) kami bisa katakan, setelah digunakan 7 tahun baru akan terasa pengurangan dan harus sangat diganti, tapi itu tergantung dari masing-masing negara," ujar Steven.

"Kami selalu mendapatkan sedikit keuntungan, kalian (konsumen) mengeluarkan uang berapa banyak (untuk satu ban) bisa dipakai sampai 5 tahunan?" Steven menambahkan.