Harga BBM di Malaysia Murah karena Subsidi, Lebih Banyak Dipakai Orang Kaya

Harga BBM di Malaysia Murah karena Subsidi, Lebih Banyak Dipakai Orang Kaya

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Selasa, 26 Jul 2022 16:20 WIB
SPBU Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia (AP Photo/Joshua Paul)
Harga bensin di Malaysia bisa lebih murah dari Pertalite karena subsidi (Foto: AP/Joshua Paul)
Jakarta -

Rahasia harga besin di Malaysia murah meriah adalah karena disubsidi pemerintahnya. Namun, kelompok orang kaya justru lebih banyak menggunakan bahan bakar minyak (BBM) subsidi itu.

Saat ini harga bahan BBM RON 95 di Malaysia masih dijual RM 2,05 per liter atau setara Rp 6.895. Ini bahkan lebih murah daripada Pertalite dengan RON 90 yang saat ini dijual Rp 7.650.

Namun, dikutip Free Malaysia Today menurut Menteri Keuangan Malaysia Tengku Datuk Seri Zafrul Tengku Abdul Aziz., grup T20 (kelompok masyarakat ekonomi atas dengan penghasilan lebih dari Rp 37 juta per bulan) menikmati subsidi bahan bakar hingga 8 miliar ringgit (Rp 26,9 triliun). Sementara kelompok B40 (kelompok ekonomi bawah dengan pendapatan di bawah Rp 16 juta) hanya menikmati subsidi bahan bakar sebesar 6 miliar ringgit (Rp 20,1 triliun).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tengku Zafrul menyayangkan bahwa subsidi umum lebih menguntungkan orang kaya daripada orang miskin. Dia mengatakan pemerintah akan menerapkan mekanisme subsidi bahan bakar yang lebih tepat sasaran.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Keuangan Malaysia, Pemerintah di sana menguji mekanisme subsidi BBM tepat sasaran. Hal ini untuk memastikan sistem yang akan digunakan tepat dan sederhana di perkotaan dan pedesaan.

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan, masa uji coba sebelum implementasi dibutuhkan antara tiga hingga enam bulan sebelum mekanisme tersebut benar-benar siap diterapkan secara nasional. Menurutnya, penerapannya dilakukan secara bertahap agar tidak menimbulkan inflasi yang tiba-tiba atau mempengaruhi momentum pertumbuhan ekonomi.

"Strategi kami memastikan implementasinya menggantikan subsidi massal dengan kombinasi subsidi yang ditargetkan dan bantuan tunai yang dilakukan secara bertahap. Dengan meningkatnya biaya subsidi, pemerintah juga perlu mencari cara untuk menekan pengeluaran untuk menutupi subsidi," katanya.

"Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah mengeluarkan pedoman penghematan belanja masyarakat," ujarnya.

Hal ini mirip-mirip dengan kondisi di Indonesia. Sebelumnya disebutkan, 60% masyarakat mampu atau yang masuk dalam golongan terkaya mengonsumsi hampir 80% dari total konsumsi BBM bersubsidi.

"Sedangkan 40% masyarakat rentan dan miskin hanya mengkonsumsi 20% dari total subsidi energi tersebut. Jadi diperlukan suatu mekanisme baru, bagaimana subsidi energi ini benar-benar diterima dan dinikmati yang berhak," kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting.

Makanya, nantinya akan diterapkan pembatasan pembelian BBM subsidi. Hanya kalangan dan kendaraan tertentu yang terdaftar yang boleh membeli Pertalite dan Solar subsidi.




(rgr/din)

Hide Ads