Aksi Citayam Fashion Week di Dukuh Atas, Jakarta, menuai pro dan kontra karena melakukan catwalk di zebra cross. Masalahnya, mereka melakukan catwalk di atas zebra cross di jalan yang masih menjadi akses kendaraan bermotor.
Aksi ini sempat mengganggu kelancaran lalu lintas. Apalagi, penonton catwalk juga banyak yang sampai turun ke badan jalan. Bahkan, pengguna jalan di lokasi tersebut mengaku kesulitan untuk lewat.
Selain mengganggu lalu lintas, kegiatan fashion week di zebra cross yang masih terdapat kendaraan bermotor itu memiliki risiko kecelakaan. Sebab, menurut praktisi keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, kemungkinan masih ada kelalaian dari pengguna kendaraan bermotor saat melintasi kawasan 'SCBD' atau Sudirman Citayam Bojonggede Depok di Dukuh Atas, Jakarta, tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kreativitas mereka harus disalurkan dengan memindahkan ke area yang lebih aman. Kenapa? Karena mereka menggunakan area jalan itu sangat berbahaya. Zebra cross memang digunakan untuk menyeberang jalan, tapi dengan cara cepat dan bukan untuk gaya. Ingat! di situ ada kendaraan yang mesinnya dalam kondisi hidup dan posisi gear-nya belum tentu netral. Ini bahaya yang tidak terprediksi," kata Sony kepada detikcom, Senin (25/7/2022).
Menurut Sony, kelalaian pengemudi kendaraan bermotor juga harus diantisipasi. Sebab, banyak kecelakaan yang diakibatkan oleh ketidaksengajaan pengemudi.
"Karena tidak sengaja dari pengemudi. Yang paling sensitif itu pedal (gas) terinjak atau salah injak pedal (harusnya menginjak pedal rem jadi menginjak pedal gas)," katanya.
Kasus yang disebutkan Sony itu sering kali terjadi. Bahkan, kasus akibat sopir salah injak pedal itu bisa membuat nyawa melayang.
Meski begitu, Sony menilai kegiatan ini perlu didukung untuk menyalurkan kegiatan positif. Namun, sebaiknya kegiatan fashion show ini tidak dilakukan di jalan raya yang masih ada kendaraan bermotor lalu lalang.
"Aktivitas mereka lagi bagus-bagusnya. Kalau aktivitas mereka disetop, tanpa ada fasilitas pengganti, mereka akan mencari aktivitas yang jelek lainnya yang mungkin berbahaya misalnya minum-minuman keras, narkoba dan sebagainya. Jalan raya itu memang adalah sebuah area yang berbahaya kalau ada mesin yang dikontrol oleh manusia. Tapi bisa dialihkan menjadi area yang tidak berbahaya dengan cara memblok. Mungkin pada saat-saat tertentu kendaraan tidak boleh lewat situ. Mungkin itu menurut saya lebih bijaksana daripada menyetop aktivitas mereka," ujarnya.
"Apabila pemerintah belum dapat memindahkan aktivitas mereka ke tempat yang lebih aman, sebaiknya jalan tersebut ditutup sementara untuk aktivitas mereka," ucap Sony.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah