Klakson Telolet Salah Satu Penyebab Kecelakaan Truk Maut Balikpapan, Kok Bisa?

Klakson Telolet Salah Satu Penyebab Kecelakaan Truk Maut Balikpapan, Kok Bisa?

Luthfi Anshori - detikOto
Jumat, 28 Jan 2022 16:06 WIB
Kecelakaan truk alami rem blong di Ungaran, Selasa (20/3/2018).
Ilustrasi truk yang kecelakaan akibat mengalami rem blong. Foto: Eko Susanto/detikcom
Purwakarta -

Kecelakaan truk akibat rem blong marak terjadi. Bagi orang awam yang melihat fenomena itu bakal menganggap bahwa truk itu tidak mendapat perawatan sebagaimana mestinya, sehingga rem tidak bekerja maksimal dan mengakibatkan blong. Padahal insiden truk mengalami rem blong, khususnya di jalanan menurun, itu melibatkan banyak faktor, salah satunya adalah modifikasi dengan memasang klakson telolet.

Contoh termutakhir truk mengalami rem blong akibat menggunakan klakson telolet adalah kecelakaan truk yang terjadi di Simpang Rapak, Balikpapan pada 21 Januari 2022. Hal itu dikonfirmasi langsung oleh Senior Investigator KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), Achmad Wildan.

"Apalagi temuannya? Dipasang klakson telolet. Nah di situ, dua titik tadi itu menunjukkan dia boros (angin). Karena pada saat dia turun, pengemudi itu nggak sempat ngisi (angin)," jelas Wildan kepada wartawan di Purwakarta (27/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengapa klakson telolet bisa bikin rem blong? Jadi begini, klakson telolet yang terpasang mengambil angin dari tabung angin untuk rem tambahan exhaust brake atau biasa disebut juga rem angin. Jadi ketika klakson telolet itu dibunyikan, maka angin di dalam tersebut berkurang dan butuh waktu lagi untuk mengisi ulang anginnya.

"Jadi klakson telolet itu ngambil sumber anginnya dari tabung rem. Jadi ketika klakson dibunyikan itu akan membuang angin, misal dia (sopir truk) klakson tiga kali aja udah membuang banyak angin. Akhirnya mempengaruhi fungsi rem (exhaust brake), terutama kalau di jalan menurun ya. Kalau di jalan datar (nggak terlalu pengaruh), karena dia ngegas anginnya akan ngisi lagi. Tapi di jalan menurun, pengemudi nggak punya kesempatan mengisi (ulang angin itu) karena kan nggak mungkin nginjak pedal gas," sambung Wildan.

ADVERTISEMENT

Pertanyaannya, jika exhaust brake tidak bisa dipakai lantaran angin dalam tabung berkurang seiring pemakaian klakson telolet, kan masih bisa injak pedal rem? Wildan tidak menyarankan menggunakan rem konvensional di jalanan menurun, sebab itu juga akan menyebabkan rem blong. Jika tetap melakukan cara itu, maka berpotensi terjadi brake fading atau kampas panas. Ketika kampas panas jadi licin, maka roda tetap berputar sekalipun pedal rem diinjak.

Wildan pun menjelaskan tips bagaimana caranya ketika truk melewati jalanan menurun. Menurut Wildan, hal pertama yang harus dilakukan sopir adalah menggunakan gigi rendah untuk membantu kendaraan melaju perlahan dengan auxiliary brake (rem pembantu) berupa engine brake.

"Paling gak idealnya (sopir harus) pakai gigi 2, jangan sampai pakai gigi 3, karena itu bahaya," sambungnya.

Selain menggunakan gigi rendah, hal lain yang harus dilakukan sopir truk ketika melewati jalanan menurun adalah menggunakan exhaust brake atau rem angin.

"Exhaust brake harus diaktifkan (terus), jangan dimainkan. Biasanya exhaust brake itu dimainkan on-off, on-off, itu jangan. Nyalain aja terus, supaya bisa nahan (laju kendaraan). Jadi nanti yang menahan (laju) roda itu bukan rem, tetapi adalah mesin. Jadi akan pelan nanti dia, gak perlu pakai rem (pedal)," tukasnya.

(lua/din)

Hide Ads