Ada kabar terbaru dari kasus airbag Jeep yang tak keluar milik bos Garansindo, Muhammad Al Abdullah. Stellantis melalui PT DAS Indonesia Motor sebagai APM Jeep, dikatakan telah menolak tuduhan yang menyebutkan ada malfungsi pada airbag mobil Jeep Muhammad Al Abdullah yang beberapa waktu lalu kecelakaan di tol Kanci arah Jawa Tengah.
Seperti dijelaskan oleh pria yang akrab disapa Memet dalam postingan di akun Facebook-nya (5/11/2021), ia mengatakan bahwa pada Rabu, 3 November 2021, pihak PT DAS Indonesia Motor menyatakan secara sepihak bahwa tidak ada kesalahan atau malfungsi dari kendaraan Jeep yang dikendarai Memet ketika mengalami kecelakaan.
Memet pun menjelaskan jika mereka lepas tangan atas permasalahan itu. Dan sebagai upaya pembelaan, Memet berkata bahwa dia akan terus maju dan terus memperjuangkan hak-haknya sebagai konsumen. Salah satu respons tersebut yakni dengan mengirimkan surat ke pihak prinsipal, termasuk dengan mengirim surat ke pihak perlindungan konsumen di Amerika Serikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebelumnya, PT DAS Indonesia Motor telah merilis hasil investigasinya. Dhani Yahya, COO PT DAS Indonesia Motor mengumumkan hasil yang ditemukan oleh tim investigasi dari Stellantis. Berikut hasil investigasinya yang dikutip dari Stellantis, pabrikan otomotif multinasional yang dibentuk oleh merger perusahaan Italia-Amerika, Fiat Chrysler Automobiles (FCA) dan perusahaan Prancis, PSA Group yang memegang merek kendaraan Jeep.
"Tidak ada tanggung jawab manufaktur yang ditemukan dalam insiden ini. Seat belt menjadi sistem penahan keamanan utama dalam kendaraan pada saat kejadian. Area tabrakan/tumbukan utama berada di bagian atas dari area fokus sensor Supplemental Restraint System bekerja, dengan energi benturan yang dihamburkan oleh berbagai struktur lembaran logam. Oleh karena itu, laju perlambatan yang diperlukan untuk mengaktifkan sistem airbag tidak terpenuhi," sebutnya dalam keterangan tertulis yang diterima detikOto (16/9/2021).
Melalui kuasa hukumnya, Memet pun menanggapi hasil investigasi tersebut. Menurutnya, tidak logis kecelakaan dengan benturan yang membuat mobil itu ringsek tapi airbag tidak keluar.
"Pernyataan PT DAS Indonesia Motor yang menyatakan di media bahwa, 'Area tumbukan mobil Jeep Grand Cherokee itu tidak memicu sensor airbag' justru menunjukkan fitur sensor airbag tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bagaimana mungkin kecelakaan dengan benturan yang membuat mobil Jeep Grand Cherokee tersebut ringsek dan rusak parah sedemikian rupa (sebagaimana foto-foto yang juga diakui PT DAS Indonesia Motor), ternyata masih tidak memicu sensor airbag?" kata kuasa hukum Memet melalui keterangan pers (22/9/2021).
Kronologi Kecelakaan
Saat kejadian, Memet menyetir mobil Jeep Grand Cherokee 3.6L Summit sendirian di tol Kanci arah Jawa Tengah. Kronologinya, dia sedang melaju di lajur kanan tol tersebut. Tiba-tiba ada mobil Avanza yang mengerem mendadak.
Memet sangat menyayangkan fitur keamanan Active Brake Collision System (ABCS) pada Jeep Grand Cherokee 3.6L Summit 2015 yang dirancang untuk menghindari kecelakaan tidak berfungsi. Alhasil, dia harus menginjak rem secara manual semaksimal mungkin. Saat menginjak rem semaksimal mungkin, setir terbuang ke kiri. Nahas, di kiri ada truk kontainter dan dia menabrak truk kontainer tersebut.
Untungnya, Memet selamat dari kecelakaan tersebut dan tanpa luka. Tapi dia menyayangkan tak ada satu airbag pun yang keluar meski mobilnya ringsek.
Saat kecelakaan, Memet menegaskan dia menggunakan sabuk pengaman. "Seatbelt terpasang lah, kalau nggak ya saya udah mental keluar," ucap Memet.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?