PT PLN (Persero) berkomitmen untuk memperbanyak lokasi pengecasan kendaraan listrik atau disebut Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Terbaru, PLN melakukan pembangunan SPKLU pertama di Sulawesi Tengah, tepatnya di Kantor PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Palu.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, Syamsul Huda menjelaskan, kehadiran SPKLU pertama di Sulawesi Tengah diharapkan dapat mendukung tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik serta terwujudnya Electrifying Lifestyle di kalangan masyarakat.
"Hadirnya SPKLU ini dapat membuka peluang pasar baru bagi masyarakat dan pengusaha penyedia kendaraan listrik serta mendukung terwujudnya Electrifying Lifestyle yang hemat energi dan ramah lingkungan," ujar Syamsul Huda dalam siaran persnya.
PLN menegaskan komitmennya untuk terus menambah titik SPKLU di Indonesia. PLN merencanakan pembangunan 67 SPKLU yang tersebar di seluruh Indonesia sepanjang 2021. Hingga kini, perseroan telah mengelola 46 SPKLU di 33 lokasi.
Secara total (bukan cuma SPKLU PLN), SPKLU di Indonesia sampai saat ini sudah ada 166 unit yang tersebar di 135 lokasi. Paling banyak berada di Jakarta, Tangerang dan Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat melakukan pengisian daya, pengguna kendaraan listrik tinggal mengakses Charge.IN yang tersedia di aplikasi PLN Mobile. Dengan Charge.IN pengguna kendaraan listrik dapat mengontrol serta memonitor pengisian baterai mobil atau motor listrik di SPKLU.
Untuk pengisian daya harian kendaraan listrik di rumah, PLN juga tengah memberikan insentif. Pemilik Home Charging yang terkoneksi dengan jaringan PLN dan Charge.IN diberikan diskon tarif daya sebesar 30 persen pada pukul 22.00 hingga 05.00 untuk pengisian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) roda empat. Selain itu, ada insentif Biaya Penyambungan Spesial untuk tambah daya senilai Rp. 150 ribu untuk tambah daya sampai dengan 11.000 VA, dan Rp 450 ribu untuk tambah daya sampai dengan 16.500 VA.
PLN optimistis pengguna kendaraan listrik akan terus bertambah. Pada 2020, penjualan mobil listrik naik 46 persen. Hal ini berbanding terbalik dengan mobil konvensional yang justru penjualannya menurun hingga 14 persen.
Ditambah, hasil riset juga menunjukkan minat masyarakat Indonesia terhadap kendaraan listrik dinilai berada di atas rata-rata keinginan warga negara lain di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan roadmap yang disusun Kementerian ESDM, potensi jumlah kendaraan listrik di Indonesia pada 2030 mencapai 2,2 juta mobil listrik dan 13 juta motor dengan 31.859 unit SPKLU. Jumlah kendaraan listrik ini diharapkan bisa menekan impor BBM sekitar 6 juta kilo liter pada tahun tersebut.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?