Siapa Sih yang Tebar Ranjau Paku di Jalanan Jakarta?

Siapa Sih yang Tebar Ranjau Paku di Jalanan Jakarta?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 21 Jul 2021 16:52 WIB
Ranjau Paku Mengintai Pengendara Jakarta Saat PPKM Darurat
Ranjau Paku Mengintai Pengendara Jakarta Saat PPKM Darurat. Foto: Dok. Rohim Saber.
Jakarta -

Jalanan Jakarta masih dihantui ranjau paku. Saat PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat di Jakarta, ranjau paku bukannya berkurang malah sama saja seperti sebelum pandemi COVID-19. Siapa sih yang suka menebar ranjau paku di jalanan Jakarta?

Komunitas Saber (Sapu Bersih, komunitas pemburu ranjau paku) selalu menemui ranjau paku setiap harinya. Menurut Abdul Rohim dari komunitas Saber, dia setiap melakukan patroli selalu mengumpulkan ranjau paku. Bahkan, pada hari tertentu Rohim berhasil menyapu ranjau paku yang jika dikumpulkan dalam sehari bisa mencapai 1 kg.

Rohim mengatakan, ada oknum yang selalu menebar ranjau paku di jalanan Jakarta. Oknum itu sengaja mencari keuntungan dengan cara menebar ranjau paku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang ranjau di Jakarta baik ranjau paku maupun ranjau jari-jari payung, memang ada kaitannya dengan oknum tambal ban. Tetapi, tidak semua tambal ban nakal ya. Masih banyak tambal ban yang jujur. Cuma, di kawasan yang rawan sekali ranjau paku atau ranjau jari-jari payung, memang di situ ada bermain oknum tambal ban yang sengaja mencari keuntungan," kata Rohim kepada detikcom, Rabu (21/7/2021).

Biasanya, lanjut Rohim, oknum tambal ban nakal akan menjebak korbannya untuk membayar lebih jika terkena ranjau paku. Mereka sudah menyediakan ban dalam kualitas murahan tapi dijual dengan harga mahal.

ADVERTISEMENT

"Biasanya kalau oknum tambal ban nakal, kita terkena ranjau jari-jari payung atau paku, biasanya mereka nggak mau menambal. Mereka sudah menyediakan ban dalam yang harganya murah bisa digetok (mahal). Kalau sekitaran Jalan Gatot Subroto itu Rp 60-80 ribu. Padahal paling modalnya cuman Rp 15 ribu," sebut Rohim.

Apalagi malam hari. Rohim bercerita, pernah ada korban oknum tukang tambal ban yang ditagih Rp 100 ribu untuk mengganti ban dalam. Padahal, ban dalam tersebut kualitasnya tidak terlalu bagus.

"Ganti ban dalam Rp 100 ribu waktu malam-malam. Seminggu jebol lagi. Namanya ban kualitasnya rendah, nggak tahan lama," ucapnya.




(rgr/din)

Hide Ads