Truk Listrik di Indonesia Masih Terbentur Infrastruktur

Truk Listrik di Indonesia Masih Terbentur Infrastruktur

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Selasa, 30 Mar 2021 18:39 WIB
Truk listrik Mitsubishi Fuso E-Canter
Truk Listrik Mitsubishi Fuso eCanter. Foto: Ridwan Arifin
Jakarta -

Indonesia tengah menuju era elektrifikasi kendaraan bermotor. Berbagai macam kendaraan elektrifikasi sudah mulai dijual di Indonesia. Salah satunya mobil listrik.

Namun, untuk kendaraan roda empat atau lebih, kendaraan listrik di Indonesia baru sebatas mobil penumpang. Di luar negeri, truk pun sudah tersentuh elektrifikasi.

Mitsubishi Fuso sebenarnya sempat membawa truk listrik ke Indonesia tahun lalu. Tapi, hal itu baru sebatas studi, belum untuk dijual ke pasar Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Naoya Takai, Presiden Direktur PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku distributor resmi kendaraan niaga dari Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC), penggunaan truk listrik di Indonesia masih terbentur masalah infrastruktur.

"Kami mengerti bahwa pemerintah Indonesia ingin mempromosikan kendaraan listrik, tidak hanya kendaraan penumpang tapi juga truk. Tantangannya di Indonesia adalah bagaimana infrastrukturnya. Sejauh mana infrastruktur charging station untuk kendaraan komersial, itu adalah kunci kesuksesan elektrifikasi truk," kata Takai kepada wartawan dalam diskusi secara virtual, Selasa (30/3/2021).

ADVERTISEMENT

"Di Fuso, tahun lalu kami membawa satu unit eCanter, 100% truk listrik murni," sebut Takai.

Secara spesifikasi truk ini dibekali enam baterai ion-lithium berkapasitas 13,8 kWh yang memiliki voltase tinggi untuk penyaluran tenaga ke motor listrik. Dengan pengisian daya cepat, hanya memakan waktu 1,5 jam mengisi ulang baterai. Truk listrik ini biasa digunakan keperluan niaga untuk dalam kota.

Di atas kertas eCanter mampu memuntahkan tenaga sebesar tenaga sebesar 184 PS dan torsi maksimal 390 Nm.

Mitsubishi mengklaim Canter mampu menempuh jarak 100 km dalam kondisi baterai penuh tanpa menghasilkan emisi gas buang. Untuk daya angkut bisa menampung hingga 4 ton.

Penjualan Truk di Tengah Pandemi

Sementara itu, Direktur Sales and Marketing PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) Duljatmono melaporkan data penjualan kendaraan niaga selama pandemi. Menurutnya, pasar kendaraan niaga tahun 2020 turun hingga 48,2% menjadi 49.921 unit.

Menurut pria Duljatmono, Mitsubishi Fuso berhasil menjual 24.000 unit kendaraan niaga selama tahun lalu dengan pangsa pasar 48,1%.

Untuk tahun 2021 ini, Duljatmono optimistis penjualan kendaraan niaga akan pulih. Banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya ekonomi yang diprediksi bangkit. Penjualan kendaraan niaga tahun ini diperkirakan naik 30% menjadi sekitar 65 ribu unit.

"Prediksi kita didasari oleh sektor-sektor yang mendorong pertumbuhan ini. Dari logistik yang memang sejak awal di masa pandemi ini terus memberikan kontribusi terbesar, terus berkembang. Yang kedua, dari akhir tahun lalu itu plantation (perkebunan) atau CPO (Crude Palm Oil/minyak sawit) yang sebelum-sebelumnya juga memberikan dukungan tinggi, mulai memberikan kontribusi yang kuat dan harganya terus membaik, ini demand-nya juga terus membaik," kata Duljatmono.

"Dan kontribusi ini terus berlanjut di tahun 2021. Ditambnah lagi harapan kita di 2021 dengan prediksi kami maupun kalangan ekonomi bahwa 2021 akan menjadi timing starting recovery ekonomi kita bahkan prediksinya pertumbuhannya bisa cukup baik atau bahkan tinggi, walaupun belum bisa mencapai hasil di 2019," sebutnya.

PT KTB menargetkan penjualan kendaraan niaga Mitsubishi Fuso ikut tumbuh 30%. "Kita inline juga dengan pertumbuhan pasar, ekonomi yang diprediksikan 30% tumbuh, kita juga ingin meraih peluang itu tumbuh 30%. Artinya kita ingin menjaga market share kita di posisi market leader di posisi 48,1% atau secara volume itu 31.220. Ini akan kita jaga untuk terealisasi di 2021," sebutnya.




(rgr/din)

Hide Ads