Jalur Sepeda Permanen Sudirman-Thamrin Bakal 'Dipagari' Pot Tanaman, Negara Lain?

Jalur Sepeda Permanen Sudirman-Thamrin Bakal 'Dipagari' Pot Tanaman, Negara Lain?

Ridwan Arifin - detikOto
Minggu, 07 Feb 2021 14:15 WIB
Kota Klaten kini memiliki jalur bagi pesepeda atau goweser yang pembangunannya didanai APBN senilai Rp 2,4 Miliar. Jalur khusus pesepeda itu meliputi 15 segmen mulai Masjid Agung sampai RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro dan dari simpang tiga BRI sampai jalan Kopral Sayom.
Ilustrasi jalur sepeda Foto: Achmad Syauqi
Jakarta -

Pemprov DKI Jakarta berencana mempermanenkan jalur sepeda di jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat. Jalur sepeda permanen ini dibuat sepanjang 11,2 Km. Nantinya, jalur sepeda akan 'dipagari' oleh pot tanaman. Sudah tepatkah?

Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menyambut baik rencana Pemprov DKI Jakarta. Ketiadaan separator dan aturan hukum bagi sepeda motor yang menerobos selama ini menyulitkan pengendara sepeda.

"Tepat sekali (pemasangan pembatas), jalur sepeda yang terproteksi, kendala adanya jalur sepeda di Jakarta adalah ojol dan aktivitas parkir di tepi jalan," kata Djoko saat dihubungi detikcom, Minggu (7/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu bagaimana dengan rencana Pemprov DKI Jakarta menggunakan pot tanaman sebagai pembatas lajur antara pesepeda dengan pemotor?

Djoko mengatakan ada banyak variasi desain jalur sepeda di dunia. Namun Untuk menjamin keselamatan pengguna sepeda harus disediakan jalur khusus yang diberi pembatas fisik dengan jalur mobil.

ADVERTISEMENT

Jalur Sepeda di duniaJalur Sepeda di Shanghai Foto: Istimewa
Jalur Sepeda di duniaJalur Sepeda di dunia Foto: Istimewa

"Ketika saya jalan jalan ke luar negeri, belum menemukan adanya pot tanaman sebagai pembatas, namun kalau ada pembatas fisik yang diberikan tanaman bisa jadi ada," sambungnya.

Lanjut Djoko model bike lane, yaitu menyediakan jalur khusus bagi sepeda di jalan umum, sebaiknya dilengkapi pembatas fisik. Ia mencotohkan jalur sepeda di kota-kota di Tiongkok diberikan pembatas fisik demi keselamatan. Sebab lajur sepeda ini berbagi ruas wilayah dengan pergerakan kendaraan lain dan pergerakan manusia, bertumpangan dengan ruas jalan atau pedestrian.

Adapun beberapa syarat lain yang harus diperhatikan, kata Djoko, setidaknya terdapat lima poin di dalamnya.

Pertama, menarik. Djoko mengatakan dalam pembuatan jalur sepeda, lingkungan sekeliling harus dirancang menarik agar menimbulkan daya tarik estetika secara positif.

Kedua, keselamatan. Sebab jalur yang dibangun harus mampu mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas.

Ketiga, koherensi. Pesepeda harus dapat mengakses jalan dengan mudah.

Keempat, kenyamanan Kondisi yang membuat perjalanan lebih nyaman dengan penyediaan warna dan material jalur sepeda memadai.

Kelima, fasilitas bagi pengguna harus memenuhi kebutuhan rute langsung ke tujuan.

Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan telah mengatur ukuran jalur bagi pesepeda.

Merujuk aturan tersebut, kata Djoko, jalur bagi pesepeda memiliki lebar maksimal tiga meter atau memiliki perbandingan lebar jalur pejalan kaki dan lebar area bersepeda 1:1,5.

Pembuatan jalur sepeda permanen itu dilakukan pada Februari-Maret 2021. Jalur sepeda akan dibuat selebar 2 meter dengan panjang 11,2 kilometer.

"Pembangunan jalur sepeda permanen ini bertujuan antara lain menjadikan sepeda sebagai moda pilihan dan alternatif dalam perjalanan first mile and last mile untuk menunjang kebijakan transportasi yang berorientasi transit, memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat pesepeda di wilayah DKI Jakarta, serta mewujudkan Jakarta sebagai kota yang humanis, lestari, dan ramah lingkungan," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo melalui keterangan tertulis di situs PPID Pemprov DKI Jakarta, Jumat (5/2).

"Untuk proteksi jalur sepeda, kami menggunakan pot tanaman (planter box) dengan bentuk seperti rantai yang saling terkait," ujar dia.

Selain itu, jalur sepeda permanen itu akan dilengkapi pijakan kaki di simpang dalam lintasan jalur, way finding atau petunjuk jalan, hingga rest area berupa bike rack pada trotoar.




(riar/lua)

Hide Ads