Jakarta dinilai sebagai kota yang macet. Terlebih, beberapa tahun lalu Jakarta selalu masuk 10 besar kota termacet dunia. Baru pada 2020, dibarengi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Jakarta keluar dari 10 besar dan menempati posisi ke-31 kota termacet dari total 416 kota di dunia.
Tahun lalu Jakarta memiliki days with low traffic (hari dengan lalu lintas lancar) selama 141 hari, dengan congestion level (tingkat kemacetan) sekitar 36%. Artinya, warga Jakarta menghabiskan waktu perjalanan 36% lebih lama dari perjalanan rata-rata dalam kondisi normal tanpa kemacetan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkelakar bahwa jalanan Jakarta tak selalu macet. Canda Anies, jalanan Jakarta sepi pada dini hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu tentu Jakarta adalah kota yang diasosiasikan dengan kemacetan. Jalan-jalan di Jakarta diasosiasikan dengan kemacetan. Padahal sebetulnya kalau Jakarta kemacetan itu nggak betul juga sih. Tergantung jamnya. Jam 2 pagi Jakarta itu sepi. Jadi, kalau bebas macet, jalanlah jam 2 pagi. Nggak ada kendaraan di situ," gurau Anies.
Data TomTom Traffic Index tahun 2020 menyatakan, gurauan Anies memang tidak salah. Bahwa jalanan Jakarta lancar pada pukul 12.00 malam sampai pukul 04.00 pagi. Sedangkan mulai pukul 06.00 pagi terutama di hari kerja, jalanan Jakarta mulai padat.
![]() |
Adapun jalanan Jakarta paling macet menurut data TomTom Traffic Index, terjadi pada Jumat sore. Pada Jumat mulai pukul 17.00 dan pukul 18.00, tingkat kemacetan lalu lintas Jakarta tercatat hingga 68%. Selanjutnya pada Jumat pukul 19.00, baru turun menjadi 60% dan terus turun sampai pukul 23.00 menjadi 13%.
"Bepergian sebelum pukul 5 sore pada Jumat bisa mengirit waktu hingga 4 jam per tahun (untuk setiap perjalanan 30 menit)," saran TomTom.
Angka tingkat kemacetan lalu lintas itu merupakan hasil survei TomTom, perusahaan spesialis teknologi lokasi. Data Indeks Lalu Lintas berasal dari komunitas TomTom yang berkembang dengan lebih dari 600 juta pengemudi yang menggunakan teknologi TomTom di perangkat navigasi, sistem di dalam mobil dan smartphone di seluruh dunia.
Persentase tingkat kemacetan lalu lintas mewakili jumlah waktu perjalanan tambahan. TomTom memulai perhitungan dari waktu perjalanan dalam kondisi normal tanpa kemacetan di setiap segmen jalan di setiap kota. Kemudian dibandingkan kondisi dengan kemacetan.
Misalnya, pada Jumat sore tingkat kemacetan Jakarta mencapai 68%. Itu artinya warga Jakarta menghabiskan waktu tambahan 68% lebih lama dari perjalanan rata-rata dalam kondisi normal tanpa kemacetan.
(rgr/lua)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Biaya Tes Psikologi Naik, Perpanjang SIM Bakal Keluar Duit Segini