Jakarta -
Tiga mahasiswi Malaysia ditemukan tewas di dalam mobilnya. Tertidur tanpa mematikan mesin, mereka keracunan karbon monoksida.
Dari hasil otopsi yang disampaikan kepolisian Malaysia, dipastikan ketiga korban tewas karena menghirup terlalu banyak karbon monoksida (CO). Sementara satu korban lainnya dikabarkan dalam kondisi kritis.
Peristiwa tragis ini terjadi di Sama Gagah, Butterworth, Malaysia, pekan lalu. Keempat korban dikabarkan tengah beristirahat di sebuah kantong parkir, yang terletak di stasiun pengisian bahan bakar umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka berempat adalah sahabat dekat, dengan dua di antaranya saudara kembar. Dikutip dari Malaymail, mereka baru saja pulang liburan dari Pulau Jerejak. Dalam perjalanan ke rumahnya yang berlokasi di Sungai Petani dan Gurun, Kedah, Nor Aqilah yang membawa mobil mengaku merasa kurang sehat dan memutuskan untuk beristirahat.
Honda Odyssey yang mereka kendarai pun dibawa masuk ke lokasi parkir. Mereka tertidur sambil menyalakan AC dan mesin mobil, tanpa menyadari maut datang.
"Hasil rekaman CCTV memperlihatkan mobil Honda Odyssey yang dikemudikan si kembar berhenti dan lantas parkir di pom bensin pukul 20.30 malam," kata Kepala Polisian setempat, Shafee Abd Samad.
"Saat itu para korban ditransfer dari Rumah Sakit Seberang Jaya, Penang, ke Rumah Sakit Tuanku Mizan, pada hari kejadian. MAF (Malaysian Armed Forces) berharap seluruh warga Malaysia mendoakan yang terbaik untuk para korban dan juga keluarganya diberi kekuatan dalam menghadapi situasi menyulitkan ini," demikian pernyataan resmi Malaysian Armed Forces.
[Halaman Selanjutnya: Gejala Keracunan CO]
Karbon monoksida (CO) adalah salah satu hasil buangan pembakaran mobil. Di banyak negara dunia, termasuk Indonesia, gas ini sering sekali jadi penyebab kematian.
Sepertiga kasus kematian akibat keracunan CO terjadi pada mereka yang tertidur, termasuk di dalam mobil tanpa mematikan mesin. CO dianggap sangat berbahaya lantaran gas ini tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Itu membuat membuat korban tak tahu kalau dia sebenarnya dalam ancaman maut.
Meski tidak terlihat dan tidak berbau, serta tidak berasa, sebenarnya ada cara untuk menghindari kita jadi korban keracunan karbon monoksida. Salah satunya adalah memahami gejala yang timbul saat awal fase keracunan karbon monoksida.
Ilustrasi ridur dalam mobil Foto: Dok. Wuling Indonesia |
Dikutip dari Harvard Medical School, ada banyak gejala saat kita tercemar CO. Beberapa di antaranya adalah:
- Sakit Kepala
- Napas pendek
- Kelelahan
- Perasaan tidak enak
- Pusing
- Masalah/gangguan pengelihatan
- Mual dan muntah
- Sakit di dada
- Detak jantung tak menentu
[Halaman Selanjutnya: Penyebab Kebocoran CO dalam Mobil]
CO bisa masuk ke dalam kabin mobil karena ada kebocoran yang terjadi. Itu bisa juga disebabkan oleh kerusakan pada catalytic converter. Alat ini berfungsi mengubah karbon monoksida menjadi karbon dioksida.
Ahli kimia dari Universitas Kebangsaan Malaysia, Darfizzi Derawi, menjelaskan kalau dalam posisi mobil berjalan kecil peluang gas CO masuk ke dalam kabin. Demi menghindari kejadian serupa, setiap pemilik kendaraan harus memastikan catalytic converter bekerja dalam kondisi baik.
"Semua mobil memiliki catalytic converter yang mengubah CO menjadi CO2. Tapi jika konverternya tidak bekerja dengan baik, itu artinya mobil mengeluarkan CO. Situasinya jadi berbahaya kalau mobil tidak bergerak karena CO bisa masuk ke dalam."
"Tak benar kalau disebutkan tidur dalam mobil dalam kondisi mesin menyala bisa menyebabkan Anda keracunan CO. Itu hanya akan terjadi kalau ada kerusakan pada catalytic converter," paparnya.
Simak Video "Video: Gene Hackman dan Istrinya Dinyatakan Negatif Karbon Monoksida"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP