Pemerintah dan para stakeholder terus melakukan inovasi terhadap AMMDes (Alat Mekanis Mutiguna Pedesaan) agar bisa digunakan untuk berbagai fungsi. Ke depan, AMMDes direncanakan menjadi kendaraan pemadam kebakaran untuk membantu mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di pulau Kalimantan dan Sumatra.
Seperti disampaikan Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, Putu Juli Ardika, saat ini sedang dimulai pilot project mobil desa untuk pemadam kebakaran.
"Karena kendaraan pemadam kebakaran yang tersedia saat ini tidak bisa masuk ke dalam-dalam, tapi kalau ditambahi AMMDes yang berfungsi sebagai extender, dia bisa masuk ke dalam-dalam untuk mengatasi kebakaran di hutan Kalimantan dan Sumatra," kata Putu, dalam sebuah diskusi virtual belum lama ini.
Sebagai informasi, AMMDes merupakan alat multifungsi yang bisa membantu hampir semua pekerjaan dan kebutuhan mekanis masyarakat pedesaan. Saat ini, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai lebih dari 40 persen dan diproduksi langsung di dalam negeri. AMMDes diproduksi oleh PT. Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam praktiknya, AMMDes banyak dimodifikasi menjadi kendaraan yang multiguna, seperti pengupas gabah, pemoles beras, pompa irigasi, pengolah kopi, pembangkit listrik, penjernih air, pembuat es, pasca-panen pisang, dan pengumpan ambulans (ambulance feeder).
Ada juga AMMDes dengan kemampuan mengangkut water tank dan fire fighter yang dapat digunakan sebagai fasilitas penyemprot cairan disinfektan. Aplikasi ini dirancang untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19).
Tak hanya diminati konsumen dalam negeri, AMMDes juga diinginkan konsumen dari luar negeri. Sebagai bukti, sebanyak 3 unit AMMDes sudah diekspor ke Afrika untuk dijadikan kendaraan pengolah singkong.
"Karena di belakangnya itu bisa di-customize. Yang diekspor ke Nigeria ada yang untuk mengolah singkong, ada juga yang untuk mengolah sorgum. Jadi AMMDes sudah diekspor 3 unit, sebagai tahap untuk melihat karakteristik di setiap negara," terang Putu.
(lua/riar)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah