Ini baru rencana: pemerintah mau memangkas tiga digit angka nol di belakang rupiah. Itu artinya, harga mobil low MPV yang kini di kisaran Rp 250 juta akan disederhanakan jadi Rp 250 ribu saja.
Redenominasi santer tendengar di banyak media dan jejaring sosial dalam beberapa hari belakangan. Redenominasi secara sederhana bisa diartikan sebagai pemangkasan digit angka. Untuk dicatat, redenominasi sama sekali TIDAK memangkas nilai uang.
Bingung? Sebenarnya tidak sememusingkan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi misalkan harga low MPV Toyota Avanza Rp 248.000.000 (Rp 248 juta). Nanti setelah redenominasi berlaku harganya cukup disebut/ditulis Rp 248.000 (Rp 248 ribu).
Atau Mitsubishi Xpander yang kini dilepas dengan harga tertinggi Rp 275.100.000. Nantinya harga hanya akan ditulis seharga Rp 275.100.
Pun begitu dengan harga motor skutik. Harga Yamaha Nmax yang Rp 29.500.000 (Rp 29,5 juta) akan ditulis menjadi Rp 29.500. Begitu seterusnya (termasuk Rp 1.000 yang berubah menjadi Rp 1).
Di Indonesia, wacana redenominasi sudah muncul sejak 2011 saat Bank Indonesia dipimpin oleh Darmin Nasution. Namun sampai akhirnya Darmin selesai masa jabatannya pada 2013, rencana itu tak juga terealisasi.
Pada 2016 wacana yang sama kembali bergulir, saat BI dipimpin oleh Agus Martowardojo. Ketika itu BI menerbitkan 11 uang rupiah desain baru, terdiri dari 7 uang kertas dan 4 uang logam. Banyak yang bertanya kenapa penerbitan uang desain baru tidak disertai redenominasi? Ternyata RUU Redenominasi belum disetujui oleh DPR saat itu.
Lalu, buat apa sih redenominasi rupiah itu?
Wacana redenominasi ada dalam Rencana Strategis (Renstra) Kemenkeu 2020-2024 yang tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 77 Tahun 2020. Disebutkan redenominasi dilakukan untuk efisiensi berupa percepatan waktu transaksi, mengurangi risiko human error, serta untuk efisiensi pencantuman harga.
(din/lua)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!