Baru Buka Langsung Tutup Lagi, 4 Fakta CFD di Masa PSBB Transisi yang Bikin Heboh

Baru Buka Langsung Tutup Lagi, 4 Fakta CFD di Masa PSBB Transisi yang Bikin Heboh

Tim Detikcom - detikOto
Rabu, 24 Jun 2020 16:38 WIB
Jalur khusus sepeda terlihat di kawasan Bundaran HI. Jalur itu dibuat untuk warga yang bersepeda di kawasan yang kembali adakan car free day (CFD) tersebut.
Suasana car free day di akhir pekan lalu (Agung Pambudhy/detikOto)
Jakarta -

Baru sekali dibuka setelah lama ditiadakan, car free day di Jalan Sudirman dan Thamrin kembali dihapus. CFD pada akhir pekan lalu mengundang banyak perdebatan karena dilakukan saat angka penyebaran COVID-19 masih tinggi.

Minggu (21/6) akhir pekan lalu, car free day kembali digelar di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin. Itu adalah pertama kali CFD digelar sejak Pemprov DKI memberlakukan pembatasan sosial berskala besar pada Maret lalu.

Pemprov DKI melalui Dinas Perhubungan sebenarnya sudah mencoba menerapkan protokol-protokol demi mencegah penularan virus Corona. Namun, selain masih banyak pelanggaran, masifnya minat warga Jakarta berolahraga dan datang ke CFD menimbulkan kekhawatiran ajang tersebut bisa menjadi sumber baru penyebaran virus.

CFD Tiga Bulan Libur karena PSBB

Car free day diputuskan ditiadakan oleh Pemprov DKI Jakarta pada 15 Maret. Saat itu malah diputuskan ditiadakan untuk dua pekan beruntun. Gubernur Anies Baswedan menyatakan pencabutan sementara CFD dilakukan demi mencegah penularan virus Corona.

Di Balai Kota ketika itu, Anies menyebut CFD akan ditinjau ulang setelah periode dua pekan. Keputusan yang kemudian diambil adalah CFD terus ditiadakan.

Sampai akhirnya Pemprov DKI memutuskan membuka lagi CFD pada tengah pekan lalu. Keputusan ini sempat memunculkan tanda tanya lantaran DKI Jakarta masih memberlakukan PSBB transisi.

"Untuk hari Minggu bahwa hari Minggu sudah ada HBKB (car free day), tetapi pedagang kaki lima tidak diperbolehkan. Sementara HBKB untuk berolahraga dengan menerapkan prinsip protokol kesehatan," jelas Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo, pekan lalu.

Car Free Day Transisi PertamaCar free day transisi pertama (Arnis Taher/d'traveler)

CFD dengan Protokol Kesehatan

Memutuskan menghelat lagi car free day, Pemprov DKI menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan virus Corona.

Salah satunya adalah melarang orang yang sakit datang ke CFD. Selain itu, lansia dan anak di bawah umur disarankan tidak datang. Yang lainnya, warga tetap diminta memakai masker dan melakukan physical distancing selama berada di area car free day.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jalur khusus sepeda terlihat di kawasan Bundaran HI. Jalur itu dibuat untuk warga yang bersepeda di kawasan yang kembali adakan car free day (CFD) tersebut.Jalur khusus sepeda terlihat di kawasan Bundaran HI. Jalur itu dibuat untuk warga yang bersepeda di kawasan yang kembali mengadakan car free day (CFD) tersebut. (Agung Pambudhy/detikOto)


"Kami mengimbau kepada warga tidak sehat, merasa demam, merasa flu untuk tidak keluar dan melaksanakan aktivitas olahraga di HBKB, sehingga semuanya bisa terus menjaga tidak terjadi penyebaran COVID-19," ucap Syafrin pekan lalu.

Selain itu, demi mengurangi kerumunan saat CFD, pedagang dilarang berada di sekitar area CFD.

"Untuk hari Minggu bahwa hari Minggu sudah ada HBKB (car free day), tetapi pedagang kaki lima tidak diperbolehkan. Sementara HBKB untuk berolahraga dengan menerapkan prinsip protokol kesehatan," jelas Syafrin kepada wartawan di Jalan Sudirman, Jakata, Kamis (18/6/2020).

CFD di Tengah PSBB Transisi yang Menuai Kritik

Dibukanya kembali CFD di Jalan Sudirman-Thamrin ternyata mendapat sambutan sangat tinggi dari warga Jakarta. Pada Minggu pagi lalu, dua jalanan utama tersebut dipenuhi manusia. Banyak warga yang berlari atau berjalan kaki, sementara yang lain menggowes sepedanya.

Di sisi lain, dibukanya kembali car free day menuai kritik. 'Corona Free Day' sempat nangkring sebagai salah satu trending di media sosial sebagai pelesetan atas car free day. Warga banyak yang khawatir ajang tersebut malah jadi pusat baru penyebaran virus Corona.

Ramainya kritik membuat Gubernur Anies berjanji akan melakukan evaluasi. Sampai akhirnya hari ini diputuskan CFD di Sudirman-Thamrin kembali ditiadakan.

Juru bicara pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto menilai banyak warga yang berolahraga saat CFD tak mematuhi protokol kesehatan pencegahan virus Corona, khususnya menjaga jarak fisik. Yuri meminta agar sejumlah pelanggaran dalam pelaksanaan CFD di tengah pandemi COVID-19 menjadi evaluasi bersama.

"Masih kita lihat beberapa masyarakat lupa bahwa physical distancing penting. Ini yang kami mohon untuk menjadi evaluasi kita bersama," ujar Yuri di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (21/6).

ADVERTISEMENT

CFD Akhirnya Ditiadakan Lagi (atau Dipindah?)

Hari Rabu (24/6) ini Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan DKI akhirnya memutuskan car free day di Jalan Sudirman-Thamrin kembali ditiadakan. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengonfirmasi hal tersebut saat dihubungi detikcom.

Jalur khusus sepeda terlihat di kawasan Bundaran HI. Jalur itu dibuat untuk warga yang bersepeda di kawasan yang kembali adakan car free day (CFD) tersebut.Jalur khusus sepeda terlihat di kawasan Bundaran HI. Jalur itu dibuat untuk warga yang bersepeda di kawasan yang kembali adakan car free day (CFD) tersebut. (Agung Pambudhy/detikOto)



"Benar, Mas," kata Syafrin kepada detikcom, Rabu (24/6/2020).

Tapi CFD bukan berarti benar-benar ditiadakan dari Jakarta. Kini muncul wacana untuk 'memecah' kerumunan warga dengan menggelar CFD di beberapa wilayah. Lokasi-lokasi alternatif sudah disiapkan, yang tersebar di Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.

"Sementara yang ditiadakan itu untuk yang Thamrin- Sudirman, tetapi mungkin akan ada semacam tempat-tempat alternatif lainlah, caranya bagaimana supaya memberikan ruang bagi masyarakat di luar Sudirman-Thamrin," ucap Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin saat dihubungi, Rabu (24/6/2020).

"Karena kemarin evaluasinya orang dari jauh-jauh harus ke Thamrin-Sudirman. Jadi satu tempat terpusat untuk semua daerah ke situ. Mungkin akan lebih baik kalau dipolarisasilah gitu," lanjut Arifin.




(din/din)

Hide Ads