Krisis karena Pandemi, Aston Martin PHK Ratusan Pegawainya

Krisis karena Pandemi, Aston Martin PHK Ratusan Pegawainya

Rizki Pratama - detikOto
Kamis, 04 Jun 2020 19:41 WIB
SUV Aston Martin DBX
500 karyawan Aston Martin akan dirumahkan. Foto: Dok. Aston Martin
Jakarta -

Kondisi keuangan Aston Martin sedang goyang akibat krisis ekonomi yang disebabkan pandemi virus Corona. PHK terpaksa dilakukan terhadap ratusan karyawan.

Gelombang pemecatan karyawan mulai menerjang industri otomotif di tengah perjuangan melewati pandemi virus Corona. Berbagai kegiatan sosial ekonomi mengalami penurunan drastis yang berdampak langsung pada penjualan dan laba bisnis otomotif.

Kondisi ini tentu akan lebih berat lagi pada merek otomotif yang menyajikan kendaraan menengah ke atas seperti Aston Martin. Merek asal Inggris itu berencana merumahkan 500 orang pekerjanya dalam agar seimbang dengan keperluan produksi mobil yang permintaannya mengalami penurunan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Langkah-langkah yang diumumkan hari ini mengubah struk organisasi dan menyesuaikan biaya operasional dengan penurunan tingkat produksi mobil seiring dengan dengan mengembalikan profitabilitas," tulis pernyataan dari Aston Martin seperti dilansirkan oleh Reuters.

Kebijakan ini muncul usai pemilihan Tobias Moers sebagai CEO baru menggantikan Andy Palmer pekan lalu. Aston Martin mengaku bahwa pengurangan sumber daya manusia di perusahaannya ini di luar rencana volume produksi mereka.

ADVERTISEMENT

Tak hanya keuntungan penjualan, nilai sahamnya pun terus mengalami penurunan sejak akhir tahun 2018. Saat ini saham Aston Martin turun sampai 9,3 persen. Jika diakumulasikan dengan penurunan sejak saham perusahaan dibuka ke publik pada tahun 2018, saham Aston Martin sudah merosot sebesar 89 persen.

Harapan bangkit Aston Martin ada pada SUV terbarunya, yaitu DBX. SUV itu sudah siap dikirimkan sesuai jadwal di musim panas ini dan telah membukukan pesanan yang cukup menjanjikan.

Aston Martin juga mengurangi biaya dan menghapus pengeluaran yang tidak penting di area lain, termasuk kontraktor, marketing dan biaya perjalanan. Penyusunan ulang struktur perusahaan ini dikatakan akan menghemat biaya sebesar USD 47,6 juta atau sekitar Rp 675 miliar. Namun, untuk melakukan penyesuaian ini, Aston Martin perlu melakukan pengeluaran sebesar USD 15 juta atau Rp 212 miliar.




(rip/din)

Hide Ads