Pandemi virus corona diyakini membuat penjualan mobil menurun. Sebab sebagian besar masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah, mengalihkan anggaran mobil baru untuk membeli kebutuhan pokok yang lebih mendesak.
Kendati demikian, masih ada kelompok konsumen yang tidak terlalu terdampak wabah Covid-19 dan masih bisa menganggarkan uang untuk kebutuhan kendaraan bermotor baru.
Dijelaskan pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu, kelompok konsumen menengah atas masih memiliki daya beli tinggi di tengah krisis saat ini. Atau saat masa setelah krisis berakhir nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peningkatan pembelian (kendaraan) hanya terjadi pada mereka yang secara finansial tidak terganggu oleh krisis ekonomi nasional hingga global, yaitu kelompok rich dan super rich," terang Yannes, kepada detikOto belum lama ini.
Menurut Yannes, kelompok masyarakat itu bakal tetap setia mengonsumsi mobil-mobil mewah keluaran terbaru, tanpa peduli situasi ekonomi. Tujuannya antara lain sebagai hiburan dan demi menjaga kesenangan suasana hatinya.
"Kelompok rich dan super rich Indonesia memang unik, mereka membeli mobil mewah seperti membeli toys (mainan). Suka ya beli, uang bukan masalah. Yang penting happy dan tetap exist," lanjut akademisi dari Institut Teknologi Bandung itu.
Sebelumnya, Director of Communications BMW Group Indonesia, Jodie O'tania, mengatakan pasar mobil mewah di Indonesia diprediksi tetap stabil, terutama ketika wabah virus corona berakhir. Dijelaskan Jodie, permintaan mobil mewah baru akan meningkat.
"Kita pasti berharap Covid-19 segera selesai. Setelah itu pasti orang ingin berada di dalam kendaraan pribadi mereka. Kita melihat ini ada peluang lagi ke depannya karena orang menghindari kedendaraan umum jadi setelah keadaan ini berakhir ada peluang baru untuk BMW," kata Jodie.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?