Pandemi virus corona buat semua pengusaha besar maupun kecil 'gerah'. Hal itu wajar, mengingat selain penyebaran virus corona yang mengkhawatirkan, terlebih semakin sempitnya ruang bergerak masyarakat ikut menjadi penyebab utama pincangnya pendapatan para pengusaha.
Seperti yang dialami oleh para pelaku usaha sekolah mengemudi di Jakarta. Tutupnya sekolah mengemudi membuat para pelaku usaha tidak mendapatkan penghasilan, namun harus tetap menggaji para karyawannya. Hal ini yang membuat salah satu sekolah mengemudi nekat untuk tetap membuka pendaftaran kepada siswa yang ingin belajar mengemudi.
"Kami sudah tutup sejak tanggal 23 Maret 2020, dan baru hari ini buka kembali, tapi hari ini belum ada yang daftar dan kami baru buka juga. Biasanya sebelum ada wabah Corona ini selalu ada saja siswa yang belajar atau daftar untuk mengemudi. Tapi hingga saat ini, belum ada yang melakukan pendaftaran atau belajar, kita lihat terlebih dahulu saja perkembangannya," kata Adi, Instruktur Sekolah mengemudi Al Ghifari, yang berada di Jalan Cipinang Baru Raya, Pulo Gadung, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adi menjelaskan nekat membuka kembali sekolah mengemudi di tengah pandemi virus corona saat ini, bukan tanpa kewaspadaan. Adi menjelaskan baik instruktur dan siswa harus dalam keadaan sehat dan menggunakan masker.
"Kami membuka kembali sekolah mengemudi karena memang kami harus mendapat penghasilan. Tapi dengan ketentuan siswa dan instruktur-nya tetap menjaga kebersihan, selalu memakai masker dan sebelum belajar atau sedang belajar menggunakan hand sanitizer. Selain itu, sebelum mobil beroperasi mobil sudah kami dibersihkan dulu. Kita mulai dari jam 7 pagi langsung dibersihkan dan disemprotkan disinfektan, lalu setelah pulang kami bersihkan kembali," kata Adi.
Begitu juga dengan sekolah mengemudi Ar-Rahman yang memilih untuk tetap menerima pendaftaran sekolah mengemudi. Meski tidak tahu kapan akan praktek di jalannya.
![]() |
"Karena memang harus tetap ada pemasukan, langkah kita sekarang, management kita habis menggelar rapat, kita coba promosi di bulan April 2020, dengan tetap menerima pendaftaran saja dulu," ungkap Direktur Operasional Sekolah mengemudi Ar-rahman, Rizki Hardiansyah kepada detik.com.
"Untuk proses kegiatan belajar dan mengajarnya di lapangan seperti apa, kalau tidak memungkinkan kita tidak jalan. Kalau memungkinkan ya bismillah saja (tetap nekat untuk bisa mengajar mengendarai kendaraan meski ada pandemi corona-Red)," tambah Rizki.
Alasan untuk tetap membuka praktek karena memang tidak mengundang banyak orang, sehingga potensi penularan semakin kecil.
"Karena kan proses belajar mengajar kita di sini, hanya dua orang saja instruktur dan siswa yang belajar mengemudi saja. Bukan beramai-ramai di satu tempat. Dan kami satu-satunya sekolah mengemudi yang menyemprotkan mobil kami dengan disinfektan, menyediakan hand sanitizer dan masker. Bahkan ini sudah kita lakukan sebelum tanggal 23 Maret 2020 saat himbauan pemerintah untuk menghentikan seluruh kegiatan kami," ucap Rizki.
"Konsumen kecewa dengan situasi sekarang terlebih sudah mendaftar, itu ada saja. Tapi kita kan mendukung pemerintah untuk menekan penularan corona, mereka harus mengerti dan uang mereka tidak hangus atau hilang, kalau seandainya kondisi memungkinkan ya silahkan saja untuk belajar mengemudi," tutup Rizki.
(lth/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?