Jeritan Sekolah Mengemudi Tak Punya Pemasukan di Tengah Pandemi Corona

Jeritan Sekolah Mengemudi Tak Punya Pemasukan di Tengah Pandemi Corona

M Luthfi Andika - detikOto
Jumat, 03 Apr 2020 09:25 WIB
Sekolah Mengemudi
Sekolah mengemudi tak punya pemasukan dalam lebih dari dua pekan terakhir (Luthfi Anshori/detikOto)
Jakarta -

Pandemi virus corona membuat lumpuh berbagai sektor. Tidak hanya industri otomotif yang sampai setop produksi, COVID-19 juga ikut merusak bisnis sekolah mengemudi. Kini, bisa dipastikan hampir seluruh sekolah mengemudi tidak beroperasi dan menyebabkan kerugian besar.

"Semenjak ada corona, kita langsung tutup. Ini dari kebijakan pimpinan kita, demi keselamatan instruktrur dan para siswa mengemudi. Sudah semingguan lebih kita tutup," ujar Adi, instruktur Sekolah mengemudi Al Ghifari, yang berada di jalan Cipinang Baru Raya, Jakarta.

Namun Adi menjelaskan setelah mulai ditutup sejak tanggal 23 Maret 2020 atas anjuran pemerintah, sekolah mengemudi Al Ghifari coba membuka kembali bisnis mengemudi di tengah pekan ini. Namun jam kerja diberlakukan setengah hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Kami sudah tutup sejak 23 Maret 2020 lalu, semenjak itu semua instruktur kehidupannya ditanggung perusahaan. Akhirnya setelah kesepakatan bersama antara manajemen dan instruktur, mulai per hari ini kami tetap buka dengan jam kerja setengah hari saja. Ini kesepakatan semua, baik dari pimpinan dan para karyawan," kata Adi.

Hal senada disampaikan Direktur Operasional Sekolah mengemudi Ar-rahman, Rizki Hardiansyah.

"Karena Corona kita sudah tutup dari tanggal 23 Maret 2020 dan mulai lagi-nya juga kita tidak tahu kapan. Kalau ikuti instruksi pemerintah tanggal 19 April 2020, tapi tidak tahu juga nih," ungkap Rizki

Sekolah mengemudi Ar-RahmanSekolah mengemudi Ar-Rahman Foto: Luthfi Anshori/detikOto

"Lumayan sekali (penurunan pendapatannya), itu apalagi pemasukan kita harian. Ibaratnya kalau buka outlet, baru kita ada pemasukan. Kalau tidak buka berdampak pada siklus pemasukan kita. Kaya retail lainnya, kaya Alfamart dan Indomart, kalau tidak buka ya otomatis tidak ada pemasukan mereka. Sedangkan pemerintah tidak mengasih kepastian kalau memang harus karantina wilayah atau apa. Sedangkan ada perusahaan-perusahaan yang tetap berjalan," ujar Rizki.

"Kami harus mencari jalan untuk bisa tetap bertahan. Harapannya kalau dari pemerintah, kiat-kiatnya seperti apa nih, harus jelas. Jangan sampai memperhentikan karyawan tapi tidak ada kompensasi apa-apa. Apa kompensasi ke perusahaan kita? Karena kita harus menanggung hidup karyawan juga. Karena berat tidak ada pemasukan, tapi harus tetap menggaji," tutup Rizki.




(lth/din)

Hide Ads