Dari Ahok ke Anies: Parkir Meter Sabang Eksis Tampung 9.000 Kendaraan Sehari

Dari Ahok ke Anies: Parkir Meter Sabang Eksis Tampung 9.000 Kendaraan Sehari

Rizki Pratama - detikOto
Rabu, 19 Feb 2020 11:50 WIB
Parkir Meter
Situasi lokasi parkir berbayar di Jakarta (Rizki Pratama/detikOto)
Jakarta -

Punya lahan sangat terbatas sementara populasi mobil terus bertambah membuat kantong parkir di Jakarta terus penuh. Termasuk parkir bermesin hitung di wilayah Sabang.

detikOto pekan ini menyambangi lokasi parkir berbayar yang terletak di kawasan Sabang, Jakarta Pusat. Di sana terpasang mesin parkir yang menggunakan pembayaran pembayaran digital.

Parkir umum ini satu unitnya bisa menerima 100-300 unit kendaraan per hari. Di sepanjang jalan ini terdapat 11 unit mesin parkir meter.



"Sehari saya sendiri satu mesin ini 100-300 mobil-motor. Kan per jam di sini. Satu hari 300 ke atas (jumlahnya). Seluruhnya di sini bisa 9 juta tiap hari, banyak," ungkap juru parkir parkir meter, Yusuf di daerah Sabang, Jl. H. Agus Salim, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2020) dalam perbincangan dengan detikcom.

Angka tersebut didapat karena sebagai jukir Yusuf mencatat setiap kendaraan yang keluar masuk. Hal ini juga diperlukan agar tidak ada yang kabur tanpa bayar. "Didaftar sama saya. Masuk catat, keluar catat," terangnya.

Ia juga memastikan adanya fasilitas parkir resmi dari pemerintah ini tidak ada lagi parkir liar. Pembayaran pun jelas langsung masuk dalam kas daerah karena menggunakan uang elektronik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Parkir lain nggak ada, cuma dari dishub, udah teratur lah yang di sepanjang jalan ini," ujarnya.

Untuk berapa jumlahnya dalam rupiah Yusuf tidak terlalu banyak mengetahuinya. Bahkan jika ada pengguna parkir yang terpaksa harus membayar tunai kepada Yusuf, uangnya pun tetap akan dikumpulkan oleh tim koordinator dari Dishub. Cara konvensional ini juga biasanya berlaku pada malam hari hingga pagi.

"Kalau nggak punya bisa pakai kartu saya, yang parkir tinggal kasih uang ke saya. Pemasukkan digabung jadi satu, kita kumpulin aja. Shift malam manual, sistem setoran jadi nggak pakai mesin. Kalau orang kasih kartu tetap taping kalau nggak kasih kartu manual. Masalahnya itu nggak masuk jam kerja," pungkasnya.




(rip/din)

Hide Ads