Meski jumlah kendaraan yang terlibat cukup banyak, Daihatsu tidak mempermasalahkan besarnya kerugian yang diterima. Penarikan ini justru dianggap sebagai investasi di pasar Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya proses penarikan itu tak berjalan mudah. Hal ini disebabkan beberapa konsumen, khususnya pengguna Gran Max kesulitan membagi waktu dengan bisnis yang dijalankan menggunakan mobil itu.
"Biasanya mereka itu bisnis mereka cocokkan hari dengan bisnis mereka karena dipakai buat operation, Uniknya ini pemilik mobil (Gran Max) ini dipakai bisnis kalau passenger lebih gampang bujuknya kalau bisnis tergantung, mau cari duit dulu," ungkapnya.
Melihat kondisi itu, Daihatsu tidak memberikan tenggat waktu pada konsumennya mendapatkan fasilitas penggantian komponen itu. Sampai saat ini baru 40 unit yang telah memenuhi panggilan untuk penggantian komponen bermasalah.
"Target sampai selesai. Datanya 800-an yang ditelpon yang sudah masuk bengkel 40-an," tutupnya.
(rip/rgr)
Komentar Terbanyak
Pajak Kendaraan Indonesia Salah Satu Tertinggi di Dunia, Masyarakat Dapat Apa?
Kesaksian Pemobil Lihat Ban Bocor Massal di Tol Cipularang
Tarif Parkir di Jakarta Mau Naik, Segini Bedanya dengan Kota Lain