"Softbank mau investasi juga untuk charging station saya minta investasinya gunakan teknologi ini (Charging station BPPT) tentu mereka harus bersaing. Pak Hammam (Kepala BPPT Hammam Riza) bilang bisa," ujar Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta.
Sementara itu untuk besaran investasinya Luhut mengaku belum dapat merincinya. "Saya tidak tahu berapa miliar dolar," timpalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain charging station sendiri Indonesia juga sudah menerima investasi dari China melalui Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL). Luhut mengatakan baterai yang akan diproduksi itu adalah produk terbaru.
"Baterai mereka 811 terbaru CATL durability paling baik itu mau mereka buat. Nanti BPPT, semua kita link-kan," jelas Luhut.
Ia menegaskan bahwa BPPT akan memegang peran penting dalam membangun industri kendaraan listrik. Indonesia juga akan membangun rantai pasok agar keberlangsungan industri ini berjalan dengan baik.
"Ada supply chain yang dari berpuluh tahun Indonesia tidak punya. Nikel udah punya kita sampai lithium baterai sampai mobil listrik ini BPPT main," tukas Luhut.
(rip/ddn)
Komentar Terbanyak
Pajak Kendaraan Indonesia Salah Satu Tertinggi di Dunia, Masyarakat Dapat Apa?
Kesaksian Pemobil Lihat Ban Bocor Massal di Tol Cipularang
Tarif Parkir di Jakarta Mau Naik, Segini Bedanya dengan Kota Lain