Di garasi kediaman Prof Yusril Ihza Mahendra terdapat beberapa mobil. Mulai dari Mercedes-Benz, Hi-Ace, sedan sport putih, hingga Toyota Vellfire berkelir putih.
Namun, yang menarik adalah mobil jadul Yusril. Itu adalah sebuah Nissan President yang cukup bersejarah.
Berita soal mobil Nissan President Yusril menjadi berita populer detikOto, Selasa (25/6/2019) kemarin. Selain itu, berita populer lainnya antara lain koleksi mobil pelawak Nurul Qomar yang tersandung kasus dugaan pemalsuan ijazah.
Sedan warna hitam dengan nomor polisi B 18 NY yang terparkir di halaman depan kediaman Yusril. Hampir seluruh bodinya masih tertutup sarung. Ternyata mobil itu ditutupi bukan karena masih baru, tapi justru karena tergolong jadul. Mobil itu adalah Nissan President.
"Itu bekas KTT APEC di Bogor, November 1994. Hibah dari pembeli pertama yang kalau dijual mungkin harganya sekitar Rp 100 juta. Tapi biaya servis dan upgrade lainnya saya habis sekitar Rp 200 juta," kata Yusril diiringi tawa kepada detikcom, Selasa (25/6/2019).
Di pasaran harga mobil Nissan President keluaran tahun 1990-an memang berkisar antara Rp 100-200 jutaan.
Dikenal sebagai sedan elegan, Nissan President tercatat hanya diproduksi sampai pada 1965 sampai 2010 lalu. Mobil juga menjadi pesaing mobil mewah lainnya buatan Jepang, macam Toyota Century yang disiapkan sebagai kendaraan orang penting di sana seperti pejabat pemerintah atau pengusaha. Namun tidak seperti Century yang masih diproduksi Toyota hingga saat ini, kiprah mobil dengan logo unik ini digantikan oleh Nissan Fuga.
Tertera dalam data LHKPN, Qomar memiliki MPV keluarga Toyota Kijang Innova tahun pembuatan 2009 yang berasal dari hasil sendiri dengan perolehan tahun yang sama ditaksir Rp 175 Juta.
Tak hanya MPV, Nurul Qomar juga memiliki kendaraan Sport Utility Vehicle (SUV) Toyota Fortuner tahun pembuatan 2009 yang diperoleh berasal dari hasil sendiri. Kemudian untuk jenis mobil sedan, dedengkot dari grup lawak Empat Sekawan ini didapati memiliki Toyota Vios tahun 2012.
Terakhir Qomar juga terpincut dengan mobil sejuta umat Avanza. Dalam laporan LHKPN, Qomar memiliki Toyota Avanza lansiran tahun 2012. Sebelumnya juga pernah memiliki mobil ini di tahun 2005 namun penghapusan data karena dijual.
Seorang driver ojek online dari Grab asal Malaysia sedang membuat heboh jagat maya. Sebab, ia mengantarkan pesanan makanan menggunakan motor gede (moge) lansiran Italia, Ducati Hypermotard 950.
Driver ojol tersebut adalah Hery Sevani, hal ini diketahui melalui unggahan jejaring sosial twitter pribadinya @HerySevani.
"Jika pelanggan menginginkan lemang, saya akan memberikan mereka lemang," cuitnya seperti dilihat detikcom.
"Jangan khawatir, jika Anda memesan dengan saya, saya akan memastikan waktu pengiriman lebih cepat," tambahnya lagi.
Tentu unggahan tersebut menimbulkan perbincangan di kalangan warganet. Sebab motor yang digunakannya merupakan kategori dari big bike lansiran Italia. Harganya saja bisa ratusan juta rupiah.
"Niat saya hanya membantu orang yg dalam kesusahan untuk keluar di waktu raya (libur lebaran) ini," cuit Hery.
Pasar mobil MPV (Multi Purpose Vehicle) bakal kedatangan satu lagi pemainnya, Renault Triber. Mobil akan menyaingi mobil Low MPV sampai LCGC seperti Avanza dan Calya.
"Kami masih menunggu (Triber) dan melihat memang segmen MPV paling dominan, 60 persen di MPV dengan MPV 7 seater adalah pasar yang besar. Kami baru melihat berita-berita (soal Triber) dan belum bisa komentar, nanti positioning-nya di level berapa, spek. Tapi hal ini baik-baik saja untuk pasar dan akan menambah pilihan konsumen," ujar Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy di Jakarta.
Anton menambahkan, setiap ada produk baru di pasar, selalu mendongkrak angka penjualan secara keseluruhan. Dia mencontohkan tahun 2018 pasar kembali bergairah setelah ada kelahiran produk-produk baru yang segar seperti Mitsubishi Xpander dan Toyota Rush.
"Jadi kelahiran produk baru seperti Xpander, Rush, sangat mendongkrak market. Tahun 2019 ini belum ada yang baru dan kuat, kami berharap ada dari Toyota atau brand lain yang bisa penetrasi lagi ke pasar," ujarnya.
Ditanya apakah ada strategi 'pertahanan' khusus menghadapi MPV dari Eropa itu Anton hanya menjawab diplomatis.
"Ya mungkin nggak seperti counter attack, pada prinsipnya produk line up Toyota sudah cukup lengkap dari Supra ke LCGC, kami harus membina supaya line up ini ada dan mengisi celah yang, dari waktu ke waktu kita reveiw, line up, kita jaga, after sales di diler. Beli mobil tidak hanya karena line up yang lengkap, tapi juga spare part dan layanan purna jualnya. Itu yang bikin Toyota kuat dari sisi pangsa pasarnya. Kami sangat pertimbangkan pelayanan, membantu line up yang lengkap," ujarnya.
Selama bulan Januari-Mei 2019, penjualan mobil jenis Low Cost and Green Car (LCGC) turun cukup drastis sebesar 14 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sepanjang Januari-Mei 2019, penjualan mobil LCGC semua merek mencapai 90.065 unit, sedangkan di periode yang sama tahun lalu mencapai 105.009 unit. Padahal mobil-mobil LCGC selalu menjadi andalan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dalam mengerek penjualan. Tanpa mobil LCGC, penjualan mobil di Indonesia susah menembus angka 1 juta unit.
Dari pengamatan detikcom, penjualan mobil LCGC setiap tahun memang mengalami tren penurunan. Apa yang terjadi dengan mobil LCGC?
Menurut Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy setidaknya ada dua faktor mengapa mobil-mobil LCGC ini mengalami penurunan harga. Yakni faktor taksi online dan perusahaan pembiayaan.
Khusus mobil LCGC Calya saat diluncurkan tahun 2016 saat itu permintaannya mengalami kenaikan sampai 2017. Puncak dari demand Calya terjadi pada awal-awal launching, karena konsumen yang kemampuan daya belinya terbatas, akhirnya bisa membeli mobil. Selain itu banyak pengguna Calya yang menggunakan mobil ini menjadi mobil taksi online sehingga permintaan mobil meningkat.
"Ada dua faktor pertama penggunaan Calya untuk taksi online cukup tinggi (yang kemudian meningkatkan penjualan di saat itu) dan kedua kemampuan leasing untuk mengambil (mobil) ini lebih tinggi. Pada 2016-2017 daya serap leasing lebih kuat dibanding tahun 2018 akhir, jadi 2018 semester kedua sudah cukup menurun. Jadi faktornya ada online taksi, dan leasing, dan memang produknya sudah tidak baru, dan segmen yang dulu nggak beli sudah beli," ujarnya.
Meski mengalami penurunan, Anton menekankan hal ini sudah sesuai prediksi dari Toyota. "Ini sudah normal permintaannya, di angka ini sudah alamiah. Bukan jenuh juga, karena ini memang normalnya di level 5.000an untuk Calya, sebelumya pernah 7.000, 6.000, tapi memang 5.000 ini masih level normal," ujarnya.
Toyota Calya sendiri sepanjang Januari-Mei 2019 terjual sebanyak 17.925 unit, sedangkan LCGC lain Toyota, Toyota Agya lebih sedikit yakni 10.298 unit.
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?