Di Sharjah, lampu lalu lintas di beberapa persimpangan utama tidak lagi berfungsi pada timer standar. Sekarang 'cukup pintar' untuk memutuskan jalur mana yang harus mendapatkan lampu hijau, tergantung pada volume kendaraan.
Baca juga: Mobil di Jerman Bisa 'Baca' Lampu Lalin |
Sebab lampu lalu lintas juga secara tidak langsung mendorong timbulnya kemacetan karena durasinya yang tidak sesuai dengan volume kendaraan saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sistem kontrol yang ditingkatkan telah secara signifikan mengurangi simpul lalu lintas terutama di pagi hari ketika pengendara keluar untuk bekerja dan di malam hari ketika mereka kembali ke rumah," kata Mohsin Balwan.
Sebagai bagian dari sistem, sensor tanah canggih telah dipasang di jalan dan ini secara otomatis menilai volume kendaraan dari semua arah. Lampu dipicu berdasarkan analisis sistem tentang arus lalu lintas.
Balwan mengungkapkan sistem akan memrogram durasi lampu hijau untuk lebih lama pada ruas jalan yang padat. Sedangkan ruas jalan yang lengang akan mendapat penyesuaian. Hal ini membuat setiap jalur tidak terjadi penumpukan kendaraan yang signifikan sehingga menyebabkan kemacetan.
"Sistem baru, termasuk gadget nirkabel yang dapat dengan mudah dipasang, dilengkapi dengan baterai yang dapat bertahan delapan hingga 10 tahun." ujar Balwan.
Lebih lanjut dimaksudkan lebih banyak teknologi pintar sedang dikembangkan oleh SRTA untuk memastikan keselamatan, keamanan dan kenyamanan masyarakat.
Kira-kira diterapkan di Indonesia, cocok tidak ya detikers?
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar