Berita Populer: Kisah Gaib Sopir Ambulans, Kabar Mobil Esemka

Berita Populer: Kisah Gaib Sopir Ambulans, Kabar Mobil Esemka

Dina Rayanti - detikOto
Rabu, 10 Apr 2019 07:16 WIB
Berita Populer: Kisah Gaib Sopir Ambulans, Kabar Mobil Esemka
Mobil Esemka. Foto: Ragil Ajiyanto
Jakarta - Kisah gaib yang dialami sopir ambulans dalam melakukan pekerjaannya menarik untuk disimak. Kabar soal mobil Esemka kembali menyeruak. Baca selengkapnya dalam rangkuman berita terpopuler otomotif sepanjang 10/4/2019.
Ambulans kerap dipandang menyeramkan bagi sebagian orang, khususnya ambulans pengangkut jenazah. Namun tidak bagi Arief Rahman, selama lebih dari lima tahun lebih menjadi sopir ambulans, selalu ada pelajaran berharga di dalamnya.

"Barang sekecil apapun yang ada di dalam ambulans itu harus kita pulangin ke keluarga," ujar Arief kepada detikcom saat berbincang di Jakarta Timur.

Pengalaman berharga itu ia dapatkan saat pertama kalinya saat mendapatkan tugas mengantarkan jenazah, dan sempat mengalami pengalaman mistis. "Waktu itu pertama kali saya bawa jenazah, memang sempat 'diganggu'," kata Arief.


"Ada pasien korban kecelakaan lalu lintas, sehingga pendarahan di otak dan meninggal di Rumah Sakit," sambung Arief yang memulai ceritanya.

"Setelah di sini, kemudian dibawa ke kamar jenazah dan (keluarga) tidak mau dimandikan. Langsung dibawa dan dimandikan di rumah duka," ucapnya.

"Kebetulan saya yang bawa dengan keluarga duka. Nganter ke rumahnya ke daerah Pondok Rangon, posisinya di dalam, jalurnya melewati kuburan," sambungnya.

"Pertamanya enjoy karena nganterinnya sama keluarga, nah pas pulangnya ini. Kan sendiri, waktu melintasi pemakaman Pondok Rangon, jenazah dan keluarga sudah tidak ada. Saya lihat dari kaca spion yang di dalam ada sosok manusia duduk membelakangi saya," ujarnya. Hiyy, siapa tuh?

"Saya cuekin awalnya, kemudian saya lanjut jalan, kedua kalinya saya liat lagi masih ada, biarin aja dulu deh, mungkin ketiga kalinya nggak ada kan, setelah melewati kuburan dan tembok besar, ternyata masih ada juga," kata Arief.

Setelah memeriksa kondisi di dalam mobil ambulans, Arief menemukan plastik berwarna kuning. "Punya dia (jenazah) ketinggalan," sambungnya.

"Di dalam plastik kuning itu pakaian, karena dia korban kecelakaan kan, masih ada darah-darahnya. Akhirnya saya balik lagi ke rumah duka," kata Arief.

Dan sesampainya di rumah duka, Arief memberikan bungkusan tersebut kepada bapaknya. Ternyata saat dikembalikan merupakan baju kesukaan sang anak ketika masih hidup.

"Wah iya bener mas, ini isinya baju sama celana Levis kesukaan dia, dan jaket ini jarang dicuci, tidak ada yang boleh mencuci dan memakainya selain dia," ujar Arief saat menceritakannya.

"Setelah balik dari rumah duka, kemudian lewat jalan yang sama, nggak nongol lagi, aman," pungkas Arief.

Pengalaman tersebut tidak membuat rasa takut dalam pikirannya, yang terpenting adalah menjalankan tugas sebaik mungkin. Satu hal yang membuatnya menjadi sopir ambulans karena bekerja di bidang pelayanan dan dapat menolong sesama manusia. "Bekerja dengan ikhlas, ibadah kita juga dapat, dari segi finansial juga ada," ungkap Arief.

Setiap profesi memiliki beban kerja yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Seperti sopir ambulans, membawa pasien hingga jenazah menjadi satu hal yang lekat dengan kehidupannya.

detikcom menelusuri lebih lanjut bagaimana sopir ambulans bekerja, tepatnya di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, faktanya setiap sopir ambulans tidak hanya dituntut untuk bisa mengemudikan mobil. Penanggung Jawab Ambulans RSUD Pasar Rebo Roviq Hidayat (41) mengatakan bahwa selain memiliki Surat Izin Mengemudi (BHD) sopir ambulans juga dibekali kemampuan Bantuan Hidup Dasar.

"BHD itu bagaimana kita mengerti tentang penanganan pasien pada saat terjadi gagal napas atau hal-hal yang bersifat emergensi," ucap Roviq kepada detikcom, di Jakarta Timur.

Artinya tugas seorang sopir ambulans tidak hanya mengerti bagaimana teknik berkendara saat membawa pasien sakit atau jenazah. Namun juga dipersiapkan untuk berhadapan langsung dengan kejadian yang darurat terkait pertolongan pertama nyawa.

Lebih lanjut Sukamto (54) yang sebentar lagi memasuki masa purna dari profesinya sebagai sopir ambulans mengungkapkan memastikan kendaraan dalam kondisi prima.

"Tugas sehari-hari nganter pasien, jenazah, dan karyawan rumah sakit untuk urusan dinas. Tanggung jawab kendaraan mengecek kondisinya setiap hari, diceklis," ungkap Sukamto.

Arief Rahman (43) yang juga menjadi salah satu anggota sopir ambulans di RSUD Pasar Rebo dipercaya untuk mengendarai ambulan advance yang di mana peralatan lebih lengkap yang pernah digunakan saat Asian Games 2018 seperti ventilator, monitor, dan pacu jantung.

"Minimal kita mengerti alat bagaimana bekerja dan memasangnya di Ambulans," kata Arief.

Para sopir ambulans juga menceritakan, seringkali berhadapan dengan tangisan dan meredakan anggota keluarga yang histeris. Mereka harus pandai-pandai bersimpati dan berempati di suasana kedukaan yang sudah menjadi bagian dari pekerjaannya.

"Kalau bawa ambulans kadang-kadang kita ikut merasa sedih, ya nenangin 'ibu bapak berdoa semoga sehat, sembuh', kasih semangat," tambah Sukamto.

Calon merek mobil lokal, Esemka, diklaim sudah menyelesaikan proses uji tipe di Kementerian Perhubungan. Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Balai Sertifikasi Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor Kemenhub, Caroline Noorida Aryani.

"Untuk Esemka (sebenarnya) terakhir diuji Agustus 2018 untuk mobil barang dan penumpang," kata Caroline melalui pesan singkat kepada detikcom, Selasa (9/4/2019).

Adapun modelnya adalah BIMA 1.0 (4Γ—2) MT, BIMA 1.3 L(4Γ—2) MT untuk mobil barang. Dan tipe mobil penumpangnya yakni GARUDA I 2.0 (4Γ—4) MT. Sementara untuk sisanya diklaim sudah rampung lebih lama, pada bulan Februari dan Maret 2016 lalu.

Modelnya yakni BIMA 1.3 (4Γ—2) M/T, BIMA 1.8D (4Γ—2) M/T, NIAGA 1.0 (4Γ—2) M/T, DIGDAYA 2.0 (4Γ—2) M/T, dan BORNEO 2.7D(4Γ—2) M/T. "Itu sudah lulus uji tipe di bulan Februari dan Maret 2019," lanjut Caroline.

Uji tipe merupakan pengujian yang dilakukan pemerintah terhadap fisik kendaraan bermotor sebelum diproduksi massal.

Sebagai informasi, Esemka bakal dirakit di pabrik Boyolali, Jawa Tengah, oleh PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK). Kabarnya, mobil Esemka akan mengandalkan vendor dalam negeri untuk menyuplai beberapa komponen seperti ban, pelek, dan beberapa komponen lainnya.

Kabar Esemka akan menjadi mobil nasional Indonesia mencuat sejak 2012 saat Presiden RI Joko Widodo (yang kala itu masih menjadi Walikota Solo) menjadikannya mobil dinas walikota dan wakil walikota Solo. Tapi saat itu Esemka dalam uji emisi dinyatakan tidak memenuhi standar Kementerian Lingkungan Hidup.

Sampai akhirnya Joko Widodo menjadi Presiden RI di 2014, kabar Esemka kemudian tenggelam dan baru muncul lagi pada tahun 2018 lalu. Namun kabar itu pun masih simpang siur, karena acap kali berganti PT, belum siap produksi kendaraan, dan sampai diambil alih ke industri.

Total ada delapan mobil Esemka sudah mengikuti uji tipe dan dinyatakan lolos. Uji tipe Esemka ternyata sudah dilakukan pada 2016 dan 2018 lalu.

"Februari dan Maret 2016. Dan Agustus 2018. 2019 tidak ada uji tipe," ujar Kepala Balai Sertifikasi Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor Kemenhub, Caroline Noorida Aryani, melalui pesan singkat kepada detikcom Selasa (9/4/2019).

Caroline menjelaskan pihaknya tidak ada kendala apapun saat menguji tipe mobil-mobil Esemka. "Untuk uji tipe dilakukan selama dua hari sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)," terangnya lagi.

Sebagai proses pengujian, ada 10 item mobil Esemka yang diuji. "Ada uji dimensi, konstruksi, rem, speedometer, side slipe, klakson, lampu, berat, emisi idle, dan emisi R83," lanjutnya lagi sambil mengatakan ada juga pemenuhan syarat teknis lainnya sesuai ketentuan.

Sebagai informasi, model Esemka yang dinyatakan lulus uji tipe adalah BIMA 1.0 (4Γ—2) MT, BIMA 1.3 L(4Γ—2) MT untuk mobil barang. Dan tipe mobil penumpangnya yakni GARUDA I 2.0 (4Γ—4) MT.

Penampakan mobil pikap di pabrik yang disebut-sebut sebagai pabrik Esemka di Boyolali, Jawa TengahPenampakan mobil pikap di pabrik yang disebut-sebut sebagai pabrik Esemka di Boyolali, Jawa Tengah Foto: Ragil Ajiyanto


Dan masih ada beberapa model lainnya yang sudah dinyatakan lulus seperti BIMA 1.3 (4Γ—2) M/T, BIMA 1.8D (4Γ—2) M/T, NIAGA 1.0 (4Γ—2) M/T, DIGDAYA 2.0 (4Γ—2) M/T, dan BORNEO 2.7D(4Γ—2) M/T.


Hide Ads