1. Pengendara Moge Tabrak Penjemur Padi
Sebuah insiden kecelakaan terjadi di daerah Kebumen, Jawa Tengah. Penunggang motor gede (moge) Harley-Davidson menabrak seorang warga yang tengah menjemur padi di pinggir jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk kronologisnya, sekitar pukul 11.00, salah satu penunggang Harley-Davidson menabrak seorang laki-laki yang sedang menjemur padi di pinggir jalan. Korban bernama Yitnareja (75 tahun) dikabarkan meninggal dunia di tempat. Sementara untuk pengendara Harley bernama Messa Ahmad Tohaga (53 tahun) harus menjalani perawatan di RS PKU Petanahan.
Sang penunggang Harley-Davidson sendiri diketahui merupakan salah satu rombongan touring dari Kota Bandung menuju Bali. Rombongan ini berjumlah sekitar 8 orang dan sudah mendapat pengawalan dari dua Polisi.
Pengendara Harley yang kecelakaan diketahui lepas dari rombongan dan melaju di depan sendirian tanpa pengawalan.
Atas kejadian nahas ini, siapakah pihak yang salah? Apakah petani yang menjemur padi di pinggir jalan, atau penunggang moge yang dianggap terlalu arogan?
"Itu sebenarnya dia (pengendara moge) juga salah. Karena terputus dari rombongan," kata anggota Harley Owners Group (HOG) Jakarta Alessandro Riccardo, kepada wartawan di Jakarta, Minggu (24/3/2019) kemarin.
Menurutnya, penunggang Harley tersebut seharusnya tidak boleh lepas dari pengawalan polisi. Karena polisi bertugas menetralisir jalanan yang dilewati rombongan penunggang Harley-Davidson yang sedang touring.
"Akhirnya ada petani di pinggir jalan nggak kelihatan. Karena Harley itu kan cc-nya besar (jadi motor harus kencang), terus yang kedua dia nggak bisa langsung mengerem mendadak. Ya itu salah juga sih ya, karena pengendaranya terlalu ngebut," pungkas Alessandro.
2. Crazy Rich Priok Sebut Pengendara Super Car Ugal-ugalan OKB
![]() |
Memiliki mobil super seharga miliaran rupiah bisa menjadi beban tersendiri. Selain harus membayar pajak dengan besaran cukup tinggi, para pemilik super car biasanya diidentikkan dengan berkendara seenaknya di jalan. Bahkan tak jarang juga yang menyebut pengendara super car sering bertindak arogan di jalanan.
Di Indonesia pemilik super car memang tak sebanyak di luar negeri. Sehingga jika ada super car melintas menjadi perhatian sendiri ditambah kalau mobil tak dikemudikan sesuai dengan aturan menjadi mudah diingat. Pengusaha asal Tanjung Priok Ahmad Sahroni turut menanggapi hal tersebut.
Pria yang akrab disapa Roni itu diketahui sudah pernah menjadi presiden klub mobil-mobil super mulai dari McLaren, Ferrari, dan beberapa model lain.
"Itu biasanya orang kaya baru, mobil baru punya jadi bingung, kekencangan jadi nggak ngehargain orang. Tapi yang senior biasanya nggak, biasa aja," tutur Roni saat disambangi detikcom di kediamannya kawasan Tanjung Priok, Selasa (26/3/2019).
Ferrari cs sendiri, ujar Roni, memang memiliki kecepatan di atas rata-rata mobil pada umumnya. Itulah yang membuat Ferrari cs asyik untuk diajak ngebut di jalan.
"Memang mobilnya untuk ngebut, makanya sekarang selalu mengawal teman-teman untuk mengayomi teman-teman yang ada di sekeliling kalau naik mobil dijaga kalau nggak repot," sambung Roni.
Roni diketahui memiliki sederet mobil super yang di garasinya di sebuah gang sempit. Mobil-mobil itu antara lain Ferrari, McLaren dan sederet super car lain. Deretan super car tersebut tak hanya menjadi koleksi semata melainkan investasi jual-beli bagi Roni.
(dry/ddn)
Komentar Terbanyak
Momen Anies Baswedan Mau Isi BBM di SPBU Shell, tapi Stok Kosong
Ramai Ditolak SPBU Swasta, Apa Dampak Kandungan Etanol pada BBM untuk Mobil-Motor?
Indonesia Ribut BBM Etanol 3,5%, Toyota: Di Luar Negeri Sampai 85-100%