Sehingga saat dihapuskan maka tidak akan terlalu berpengaruh dengan pendapatan daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian Hafidz berpendapat pajak kendaraan, untuk daerah itu sangat-sangat rendah. Dan ini tidak akan mempengaruhi pendapatan daerah.
"Memang ini sangat sulit mencari datanya, yang hanya khusus sepeda motor (pajak kendaraan bermotor-Red). Tapi ternyata yang saya dapat pemasukan pendapatan pajak sepeda motor itu kecil. Sebut saja seperti di Jawa Tengah, pajak motor dari APBD 6-8 persen itu rata-rata. Jawa Barat Rp 2,5 triliun itu hanya 7,5 persen (pendapatan pajak kendaraan-Red)," katanya.
Sedangkan, lanjut Hafidz, banyak Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang terbuang sia-sia. Sehingga jika pajak kendaraan dihilangkan, maka hal ini tidak akan terlalu mempengaruhi pendapatan daerah.
"Jadi tidak signifikan, berdasarkan data lain. Pemborosan APBD itu mencapai 30 persen, itu kebocorannya. Justru saya mendukung program PKS ini karena membantu menekan pemborosan," katanya.
"Dengan semangat seperti ini, maka ini akan memaksa daerah menghemat dan mengerjaan yang penting-penting dulu (karena sudah tidak ada pajak kendaraan, maka pemerintah daerah harus lebih teliti dalam menggunakan pajak daerah-Red)," katanya.
"Kedua provinsi itu mewakili pemerintah pusat dan ini sampai kabupaten. Ini banyak pengeluaran mengada-ada (tidak masuk akal-Red), misalnya Jawa Barat, ada anggaran untuk memperbaiki atau mempercantik alun-alun kabupaten," tambahnya. (lth/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?