Baru-baru ini, beredar sebuah video yang memperlihatkan diduga anggota klub motor gede (moge) menganiaya seorang pria di Bandung. Pemukulan itu dipicu insiden tabrakan yang melibatkan kedua pihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria tersebut tak melawan hanya mencoba melindung wajahnya menggunakan kedua tangannya. Pria tersebut sempat mencoba berbicara dengan anggota klub motor itu, namun tak digubris. Kasus ini berujung dengan damai, setelah ada mediasi dari kepolisian, pengguna mobil pun tidak melapor ke polisi.
Instruktur Keselamatan Berkendara Rifat Drive Labs, Andry Berlianto, tidak membenarkan aksi pemukulan akibat kecelakaan karena mobil salah jalan. Menurutnya, hati harus dingin karena kecelakaan dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja.
"Bisa saling meredam emosi karena penengahnya ada di jalur hukum dan sebelum masuk ke jalur hukum akan ada diskusi berdasarkan kekeluargaan," kata Andry mengomentari kasus tersebut.
Katanya, kecelakaan jelas merugikan kedua belah pihak. Melampiaskan emosi bukan jadi solusi karena bisa menjadi bumerang di kemudian hari.
"Sifat arogan bisa muncul kapan saja karena adanya dukungan pihak lain seperti teman atau komunitas dan tidak memandang jenis kendaraan," ucap Andry.
Sebaiknya, kedua belah pihak yang terlibat kecelakaan bisa menahan emosi. Cara menahan emosi paling ampuh adalah dengan diam selama 5-10 detik.
"Dan pilih cara paling aman bagi kedua belah pihak seperti konsentrasi pada hal-hal positif atau menyelingi dengan humor. Jalan milik bersama, beri toleransi," ujarnya.
(rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah