Menanggapi hal tersebut, salah satu produsen mobil niaga, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), menyambutnya dengan sangat baik. Soalnya, truk overload sangat tidak baik untuk kesehatan sebuah kendaraan dan juga infrastruktur jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, bila kebijakan pembatasan truk yang beroperasi berhasil dijalankan khususnya pada penegasan terhadap truk overload, ekspor kendaraan niaga bisa jadi akan meningkat. Soalnya, karena ada perilaku overload spesifikasi truk yang di buat di Indonesia cukup berbeda, khususnya pada bagian frame.
"Untuk kita (produsen otomotif) hal ini positif juga. Karena, hari ini contohnya, karena ada prilaku overload spek truk di Indonesia itu harus khusus. Frame-nya saja khusus, harus lebih tebal daripada frame pasaran yang ada di luar negeri. Di satu sisi Pemerintah lewat Kementerian Perindustrian meminta kita untuk ekspor. Kalau untuk ekspor kan cost-nya harus kompetitif, nah kalau framenya sudah lebih tebal harganya pasti lebih mahal juga. Gimana kita mau kompetitif," ucap Ernando.
"Jadi kita setuju. Kita juga happy kendaraan itu bisa diproduksi sesuai dengan spek seharusnya. Hari ini kan semua kuat-kuatan (frame-nya agar bisa menampung muatan lebih banyak. Kalau kita tidak ikut, kita tidak menang di pasar," lanjutnya.
Maka, semua kendaraan truk akan dibuat sesuai dengan spesifikasinya. Tidak menggunakan frame yang terlampau tebal lagi.
"Jadi nanti disesuaikan dengan spek yang seharusnya. Di samping itu, konsumen juga pasti bakal senang kalau kebijakan ini diberlakukan karena mobilnya jadi lebih awet. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) pun sebenarnya tidak happy dengan praktik logistik di Indonesia hari ini, mereka mendukung juga," tutup Ernando.
Sementara itu, jembatan nasional yang menghubungkan dua kabupaten yakni Lamongan-Tuban, tepatnya di jalur Babat-Widang, ambrol. Ambruknya jembatan kembar sisi barat wilayah Kecamatan Widang Tuban itu sampai mengakibatkan satu dump truk, dua truk tronton dan satu sepeda motor tercebur ke air. Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Iwan Zarkasi memaparkan bahwa kemungkinan besar memang ada perilaku overload.
"Itu kalau melihat beban yang ada dan sebagainya kemungkinan besar memang overload, sama seperti kejadian di Cipunagara dulu juga overload. Ambruk. Tapi ini perlu analisa lagi," katanya kepada detikcom saat dihubungi, Selasa (17/4/2018). (ruk/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?