Ini Alasan Metromini Banyak yang Belum Ganti Baju Baru

Ini Alasan Metromini Banyak yang Belum Ganti Baju Baru

Muhammad Idris - detikOto
Jumat, 12 Jan 2018 15:44 WIB
Foto: Dok Polsek Gambir
Jakarta - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menyatakan 2018 merupakan tahun terakhir masa izin operasi Metromini. Bus tersebut nantinya harus dikandangkan dan diganti model terbaru yang ditetapkan, seperti Minitrans yang dioperasikan TransJakarta. Namun hingga saat ini belum ada pembaruan yang signifikan. Apa alasannya?

Menurut Kadishub DKI Jakarta, Andri Yansyah, sampai saat proses peremajaan Metromini mengalami kendala, untuk itu pihaknya meminta baik PT Metromini, maupun pemilik bus individu, mengganti dengan bus yang sudah ditetapkan Pemprov.

"Makanya kita minta terobosan dengan kontrak Trans Swadaya (pemilik individu) sebagai badan usaha. Kita akan utamakan yang badan usaha, sehingga pengawasan enggak sulit. Kita hanya siapkan spek busnya. Kalau mereka mau pakai pinjaman, silakan usahakan sendiri yang bunganya lebih rendah," ujar Andri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, sejumlah pemilik Metromini sudah mulai mempensiunkan armada mereka, dan mengganti dengan bus baru dengan spek yang diberikan Dishub DKI Jakarta. Namun begitu, masih ada pemilik individu yang mengaku tak memiliki cukup dana.

Selain kepemilikan individu yang diwadahi Trans Swadaya, banyak bus yang berada di bawah PT Metromini, namun perusahaan tersebut tengah mengalami masalah.

"Dia manajemennya kan masih ribut. Makanya sampai sekarang terkendala. Kalau yang pemilik individu kan pakai Trans Swadaya. Pengadaan bus (baru) pakai LPKPP. Cuma ya kita masih belum alasan mereka (sulit lakukan peremajaan) apa," ungkap Andri.

Jika mengacu pada aturan yakni Peraturan Daerah No. 5 tahun 2014 tentang Transportasi, seharusnya Metromini sudah tak harus diremajakan paling lambat tahun 2016. Namun demikian, Dishub DKI Jakarta memberikan kelonggaran untuk pengusaha Metromini.

"Jadi ini kan bertahap. Kalau kita lakukan penindakan di 2016 nanti masyarakat kasihan kan. Kemudian kalau disuruh peremajaan, kan juga enggak bisa ujug-ujug beli (bus baru), besoknya sudah datang. Jadi bertahap 2 tahun," ungkap Andri. (idr/khi)

Hide Ads