"Ini sebenarnya sebuah sistem, kita di Bosch memiliki sistem 'Recuperaion System' di pasar biasanya dikenal Mild Hybrid sebagai lawan kata dari power hybrid atau low voltage hybrid. Tujuan sistem ini sebenarnya untuk menurunkan emisi CO2 dan membuat konsumsi bahan bakar kendaraan menjadi lebih irit," ujar Manager Gasoline System Sales, Gino G. Souhuwat, di GIIAS 2017 pekan lalu.
Foto: M Luthfi Andika |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama start-stop engine, dalam keadaan macet atau lampu merah mesin kita bisa matikan sementara, pada saat kita mau kembali jalan energi yang terdapat dari baterai ini disalurkan, dari energi listrik diubah menjadi energi gerak untuk menghidupkan mesin," ujar Gino.
"Kemudian kedua fungsi boost, pada saat kecepatan tinggi dan engine membutuhkan energi lebih. Bukan hanya didapatkan dari motor bahan bakar biasa saja tapi bisa ditambahkan lagi dengan power yang ada di lithium ion. Ini diubah dari energi listrik ke energi gerak sehingga torsinya akan terbantu," tambahnya.
Tidak berhenti sampai di situ, dengan sistem ini Bosch menjamin akan membuat baterai mobil biasa (accu) lebih awet.
Foto: M Luthfi Andika |
"Selanjutnya costing, pada saat kecepatan stabil misalkan pada kecepatan 80-100 km/jam, seperti di jalan bebas hambatan. Mesin itu bisa kita matikan sementara 2-3 detik di kecepatan stabil, dan untuk menjaga baterai biasa tidak soak, maka energi baterai dari lithium ion bisa diubah dari 48 volt menjadi 12-14 volt oleh DC-DC konverter untuk mengisi baterai biasa," katanya
"Selanjutnya ada Recuperation ini untuk menjaga baterai lithium ion dan baterai biasa tidak soak. Karena ketika kita melakukan pengereman energi gerak dari engine tidak kita buang sia-sia menggunakan mesin ini, untuk melakukan pengisian baterai lithium ion dan baterai biasa," ujarnya.
Namun, kembali Bosch sampaikan, sistem ini tidak akan dijual sebagai aftermarket, melainkan memang dikhususkan untuk pabrikan.
"Sebenarnya ini untuk tidak aftermarket tapi untuk produsen, karena ini juga harus dikendalikan menggunakan ECU atau otak mesin. Ini untuk pabrikan, business to business, karena sistemnya harus diubah semuanya. Saat ini kita sudah kerjasama dengan Mercedes-Benz S-Class terbaru yang baru akan dipasarkan pada awal 2018," tambahnya. (lth/rgr)












































Foto: M Luthfi Andika
Foto: M Luthfi Andika
Komentar Terbanyak
Inikah Calon Mobil Nasional Indonesia yang Disebut Prabowo Bakal Ada Tiga Tahun Lagi?
Curhat Prabowo Sudah Lama Nggak Nikmati Alphard, Tiap Hari Naik Maung
Kakorlantas: Bayar Pajak Kendaraan Semudah Beli Pulsa