Pertamina sendiri tidak terlalu serius menanggapi kembarannya tersebut. Namun meski demikian, soal Pertamini akan dijadikan bahan evaluasi, dan tantangan oleh Pertamina.
"Kalau dari sisi bisnis, kalau secara nature sudah ada pasarnya, itu juga jadi evaluasi. Kan banyak SPBU yang tutup jam 7, itu niche market yang jadi peluang dimana tidak ada SPBU disana, apalagi modalnya kecil. Mereka berpeluang menyediakan bahan bakar non subsidi. Itu tantangan bagi kita," ujar vice President Retail Marketing Pertamina, Afandi, kepada wartawan, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta Pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara natural di Indonesia itu memang penjualan bahan bakar seperti itu laku. Di Jakarta, apalagi di kalimantan, itu sudah ada. Tapi pertanyaannya apakah itu yang dijual subsidi, ataukah bahan bakar khusus yang sudah tidak disubsidi. Itu isunya. Kalau BBM subsidi, dia diatur oleh badan, diaudit," tuturnya.
Lebih lanjut Afandi menjelaskan, Pertamini tidak ada kaitannya dengan Pertamina ataupun perusahaan yang berkaitan dengan Pertamina.
"Pertamini secara resmi tidak berafiliasi dengan pertamina ataupun anak perusahaannya. Bagaimana posisinya pertamina? Tanya dulu dia jual apa. Kalau jual bahan bakar subsidi, itu concern kita untuk mendalami karena badan usaha yang ditunjukkan Pertamina. Sehingga kami pun harus melakukan perbaikan, ada kebocorannya dimana," tegasnya. (khi/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Harga Mobil China Ramai-Ramai Turun, Nilai Jual Jadi Anjlok?