Ketua Umum Bis Mania Community (BMC) Arief Setiawan menilai, fenomena klakson telolet menjadi salah satu bentuk kurang hiburan. Menurutnya, fenomena ini menjadi bentuk
"Saya rasa (telolet) ini salah satu bentuk kurang hiburan. Di zaman modern, bermain sudah jarang, akhirnya mainan sama gadget, akhirnya mereka ada tempat nongkrong sama main kan senang gitu anak-anak pada hal yang baru. Saya rasa misalnya dilanjutin sampai 2-3 bulan sudah bosan sih," kata Arief, Rabu (21/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini (fenomena klakson telolet) bisa memperkenalkan ke masyarakat umum bahwa bus sebagai transportasi massal sudah bagus dan banyak fasilitasnya. Ini juga ikut membantu pemerintah mengampanyekan ayo naik bus, ayo naik kendaraan umum. Sehingga bisa mengurangi kemacetan," kata Arief kepada detikOto melalui pesan singkatnya.
Bahkan menurutnya, klakson telolet ini juga bisa menjadi pemersatu masyarakat Indonesia. Sebab, berbagai macam latar belakang masyarakat berkumpul menyukai hal yang sama.
"Telolet juga bisa menjadi pemersatu masyarakat dari isu SARA saat ini. Karena dari berbagai macam latar belakang juga kumpul jadi satu," ujar Arief.
Namun, ada sisi negatifnya pada fenomena klakson telolet yang viral. Menurut Arief, risiko keselamatan penggemar klakson telolet sering diabaikan.
"Negatifnya antisipasi keamanan, meresahkan pengguna jalan lain, hingga membuat macet," ucapnya.
(rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah