Bus-bus yang sering kita lihat di jalan raya saat ini berasal dari Eropa dan Jepang yang kemudian dirakit di Indonesia. Bus-bus tersebut hanya datang berupa sasis dan mesin kemudian dirakit dan dirangkai bagian eksterior dan interiornya oleh perusahaan perakit bus (karoseri).
Bus Eropa dan Jepang saat dilakukan perakitan memiliki perbedaan, lantas apa perbedaannya? Pada dasarnya sasis yang beredar selama ini yang dibuat pabrikan bus Eropa dan Jepang memiliki persamaan. Sasis yang dijual di Indonesia ditopang mesin bertenaga 250-260 HP. Namun beberapa tahun terakhir produsen sasis bus Eropa seiring perkembangan teknologi, regulasi dan infrastruktur di Indonesia memperkenalkan varian sasis bus yang baru.
Produsen sasis dari Eropa bertenaga 300 HP ke atas yang dijual di Indonesia memiliki spesifikasi lebih kompleks, selain mesin yang lebih besar, jenis sasis juga berbeda. Namun, produk bus bertenaga besar secara kuantitas masih belum sebanyak bus standar Eropa dan Jepang yang sudah beredar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk sasis standar dengan tipe yang sudah beredar selama puluhan tahun di Indonesia, baik pabrikan Eropa maupun Jepang, umumnya menggunakan sasis modular frame. Tipe modular frame yang saat ini dipasarkan, ada di kelas 250-260 HP. Sasis bus bertenaga 300 HP ke atas umumnya berbasis model space frame.
"Beda jenis sasis dan engine, berpengaruh pada perakitan bus. Seperti contoh, untuk bus standar (250-260 HP) APM Eropa dan Jepang merekomendasikan tinggi 3,7 meter. Sementara kapasitas 300 HP bisa dibuat bodi High Deck dengan tinggi di atas 3,7 meter," kata Yono sapaan akrabnya.
=======
Catatan Redaksi:
Artikel diupdate setelah ada klarifikasi dari Rahayu Sentosa mengenai spesifikasi sasis dari Jepang dan Eropa. (ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Ramai Ajakan Tolak Kasih Jalan Pejabat Pakai Strobo, Pramono Bilang Begini
Potret Pegawai SPBU Shell Kini Jualan Oli hingga Kopi di Pinggir Jalan Bekasi
TOT... TOT... WUK... WUK Mengganggu! Korlantas: Saya Akan Evaluasi