Jawaban atas fenomena fuel pump jebol perlahan-lahan mulai terkuak. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menemukan kerusakan fuel pump terjadi pada mobil-mobil yang bahan bakar minyaknya dicampur.
"Pada waktu uji lapangan hampir sebagian besar mobil yang rusak itu BBM-nya dicampur. Misalnya Premium dengan Pertamax, atau dengan Shell," ujar anggota Komite BPH Migas, Adi Subagyo dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (6/8/2010).
Namun Adi menambahkan meski sebagian besar fuel pump jebol karena BBM dicampur, pihaknya belum bisa memastikan apakah pencampuran bahan bakar tersebut memang merupakan penyebab rusak fuel pump mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan hasil wawancara kami mereka menyebutkan bahwa BBM tersebut dicampur supaya mesin tidak mengelitik," jelasnya.
Sementara itu, terkait adanya perubahan warna premium di tangki mobil taksi milik operator Gamya dan Putera, saat ini BPH Migas juga masih belum mendapat laporan dari Lemigas.
"Taksi-taksi ini kan beroperasi sekitar 200-400 kilometer per hari. Kemudian setelah diwawancara mereka bilang kalau mereka biasa isi bensin pada saat hampir habis. Padahal kalau tangki kosong, kotorannya langsung naik," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Evita Herawati Legowo menyatakan, berdasarkan hasil uji sampel Premium yang dilakukan di beberapa SPBU dan juga di depot Plumpang serta tangki mobil menunjukkan bahwa Premium yang dijual Pertamina sesuai dengan spesifikasi.
"Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa Premium tersebut memenuhi spesifikasi yang diisyaratkan (on spec)," ujarnya.
Walaupun demikian, untuk dapat mengetahui penyebab kerusakan fuel pump, pemerintah meminta kepada Pertamina untuk melakukan pengkajian lebih lanjut bersama dengan Gaikindo, ATPM, dan lembaga independen.
Evita juga menyatakan pemerintah bersama stakeholder juga akan terus melakukan evaluasi tentang fuel quality monitoring system di retail outlet serta menghimbau kepada masyarakat untuk menggunakan bahan bakar kendaraan bermotor sesuai dengan kebutuhan teknologi kendaraan.
"Kami minta stakeholder untuk melakukan evalusasi di retail outlet di SPBU dan stasiun pengisian bahan bakar industri (SPBI) taksi," ungkapnya. (gst/ddn)












































Komentar Terbanyak
Di Indonesia Harga Mobil Terkesan Mahal, Padahal Pajaknya Aja 40%!
Tanggapan TransJakarta soal Emak-emak Ngamuk Nggak Dikasih Duduk
Biaya Perpanjang SIM Mati tanpa Bikin Baru