Menurut Presiden Direktur Honda Permata Hijau (PT Permata Hijau Automegah),
Andrias Sumali, konsumen pembeli mobil di Indonesia sudah mengerti kalau membeli mobil bekas maka akan banyak biaya lain yang harus dikeluarkan. Sementara harga mobil baru, tidak jauh berbeda dengan mobil bekas.
"Pembatasan BBM itu tidak akan membuat orang mencari mobil bekas. Sekarang begini, kalau membeli mobil bekas pasti butuh biaya lain-lain, untuk bengkel lah untuk perawatan lah. Kalau beli baru kan kan 2-3 tahun tidak perlu keluar biaya, dijamin dari diler," katanya usai penandatanganan kerjasama di Menara OCBC NISP, Jalan Dr Satrio, Jakarta, Senin (19/7/2010).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin pada awal pembatasan orang akan berpikir lebih baik beli mobil bekas, tapi kalau dipikir secara panjang itu rugi beli mobil bekas," ungkapnya.
Ia menambahkan, dengan membeli mobil bekas, biaya perawatan per bulannya akan jauh lebih mahal dari mobil baru. Menurutnya, uang lebih yang dipakai untuk perawatan itu sebenarnya bisa dipakai untuk membeli BBM non subsidi.
"Kalau cuma mikirin gimana beli bensinnya nanti malah enggak maju-maju. Kalau tidak boleh beli yang subsidi ya berarti harus lebih giat cari uang lebih banyak lagi," ujarnya.
Menurutnya, hingga kini Indonesia menjadi negara terbesar kedua dalam pertumbuhan pembelian mobil. Hingga akhir tahun 2010, penjualan Honda saja ditargetkan bisa menembus angka lebih dari 100.000.
(ang/ddn)












































Komentar Terbanyak
Habis Ngamuk Ditegur Jangan Ngerokok, Pemotor PCX Kini Minta Diampuni
Di Indonesia Harga Mobil Terkesan Mahal, Padahal Pajaknya Aja 40%!
Biaya Perpanjang SIM Mati tanpa Bikin Baru