Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun di sela-sela peresmian pabrik Goodyear di Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/4/2010).
Alex menjelaskan sejak ditetapkan ban SNI pada April 2006, ban buatan lokal terus menunjukkan angka yang signifikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemasaran ban domestik kini sekitar 30 persen, sedangkan 70 persen untuk pasar ekspor. "Untuk ekspor kita juga paling kuat," ucapnya.
Rata-rata ban dipasarkan untuk pasar Asia. Sementara pasar ekspor ban terus menunjukan hasil yang lumayan brilian sejak diberlakukannya ban SNI.
Bilamana di 2006 angka ekspor hanya US$ 740,2 namun di 2009 naik menjadi US$ 1.051.5. Sedangkan di 2010 Alex memprediksi akan naik hingga US$ 1.100.
Namun seiring dengan meningkatnya industri ban lokal, Direktur Kimia Hilir Depperin Tony Tanduk menegaskan industri ban lokal harus waspada dengan ban asal China. Apalagi menghadapi persaingan global terutama AC-AFTA.
"Namun meski ban lokal cukup baik tertapi kita juga harus waspada dengan ban asal China. Tetapi kita yakin dapat berkopetitif karena kualitas kita yang baik.
Ungkapan yang sama juga diungkapkan Presiden Direktur Goodyear Indonesia Tbk Iriawan Ibarat. "Kita yakin dapat mampu bersaing dengan ban luar karena dari kualitas kareta juga kita sangat baik," ujarnya.
Goodyear Indonesia sendiri saat ini mampu memproduksi ban sekitar 12 ribu unit dari sebelumnya 8 ribu unit sebelum memperluas kapasitas produksi pabriknya di Bogor, Jawa Barat. Dari 12 ribu unit ban, Goodyear mendistribusikan ban-ban tersebut ke produsen mobil di Indonesia Toyota, Daihatsu, Mercede-Benz. Beberapa diantaranya untuk pasar ekspor.
(ikh/ddn)
Komentar Terbanyak
Pokoknya Jangan Ngebut Pakai Pajero-Fortuner di Tol kalau Mau Panjang Umur!
Kok Bisa Oknum TNI Lawan Arah Ditegur Karyawan Zaskia Mecca Malah Mukul?
Viral Tesla Cybertruck Pelat ZZH Pakai Patwal 'Tot Tot Wuk Wuk'