Jauh sebelum PT Super Gasindo Jaya berdiri, Kuntjoco Njoto, sudah memiliki reputasi dalam mengembangkan truk untuk kepentingan perkebunan dan pertambangan.
"Saat itu, sejak tahun 1960-an, Pak Kuntjoro sudah mengurusi otomotif, dia mengembangkan truk 10 ton menjadi 40 ton," ujar General Manager PT Super Gasindo Jaya Njoto Kuntoaji, yang juga anak Kuntjoro, ketika berbincang dengan detikOto, di kantor Kementrian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (13/4/2010)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka mulai memasuki dunia otomotif karena menyadari kendaraan umum seperti Bajaj, sudah dianggap tidak sesuai dengan kondisi lalu lintas ibukota seperti Jakarta.
"Selain sudah tidak efisien, Bajaj kan juga kotor emisinya, karena itu kita coba kembangkan alternatif pengganti Bajaj, maka jadilah Tawon," tambahnya.
Keunggulannya? Selain dibuat di dalam negeri, Tawon yang bisa menggunakan bahan bakar gas tentunya memiliki kadar emisi gas buang yang relatif lebih bersih.
Apalagi dengan dukungan mesin 650 cc, yang mengusung teknologi dual fuel, dimana bahan bakarnya bisa diganti-ganti antara bensin dan gas, jadi lebih fleksibel dan ramah lingkungan.
Sehingga, mereka terus melakukan pengembangan terhadap mobil nasional yang saat ini sudah tidak lagi berupa prototipe, namun sudah siap untuk mulai dipasarkan di tanah air pada bulan Juli nanti.
(bgj/ddn)
Komentar Terbanyak
Punya Duit Rp 190 Jutaan: Pilih BYD Atto 1, Agya, Brio Satya, atau Ayla?
Parkir Kendaraan di Jakarta Bakal Dibikin Mahal!
Konvoi Moge Terobos Jalur Busway Ditilang Semua, Segini Besar Dendanya